Serangan Palmyra (2017) | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Saudara Suriah dan Intervensi militer Rusia di Suriah | |||||||
Reruntuhan Palmyra | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Suriah CJTF–OIR[2] | Negara Islam Irak dan Syam | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Mayjen Suheil al-Hassan[8] (komandan operasi utama) Maj. Gen. Pyotr Milyukhin (WIA)[9] |
Shaher al-Hassan † (emir NIIS)[10] | ||||||
Pasukan | |||||||
Hezbollah[1] | Militer NIIS | ||||||
Kekuatan | |||||||
Tidak diketahui | |||||||
Korban | |||||||
115 (menurut SOHR)[24] 5 tewas,[25][26] |
283+ tewas (per SOHR)[24] 1.000+ tewas dan terluka (menurut KP Rusia)[5][27][28] |
Serangan Palmyra (2017) dilancarkan oleh Angkatan Darat Suriah melawan angkatan bersenjata Negara Islam Irak dan Syam (NIIS) di Kegubernuran Homs Timur bulan Januari 2017, dengan tujuan merebut kembali Palmyra dan daerah luar kota sekitarnya. Negara Islam Irak dan Syam telah merebut kembali kota Palmyra dalam sebuah serangan mendadak dari tanggal 8 sampai 11 Desember, setelah diusir dari sana sebelumnya oleh pasukan pemerintah Suriah dan Rusia bulan Maret 2016. Pada tanggal 2 Maret 2017, AD Suriah, dengan dukungan Rusia, berhasil lagi dalam merebut kembali kota terkepung Palmyra.
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search