Bahasa Dusner adalah sebuah bahasa Austronesia yang dituturkan di desa Dusner, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, Indonesia.[6] Bahasa Dusner adalah bahasa yang sangat terancam punah dan telah dilaporkan hanya memiliki 3 penutur yang tersisa.[1][7]
Direktur Pusat Penelitian dan Budaya Papua, Andreas J. Deda, mengatakan bahwa bahasa ini dilarang dan dianggap sebagai bahasa kafir oleh seorang penginjil yang datang ke desa Dusner pada tahun 1927/1928 karena bahasa ini digunakan untuk berbicara dengan arwah nenek moyang. Jika bicara bahasa itu, penduduk di sana dihukum direndam di laut atau diikat di pohon kelapa.[8][6]
Pada tahun 2011, peneliti dari Fakultas Linguistik, Filologi dan Fonetik Universitas Oxford memulai proyek untuk mendokumentasikan kosakata dan tata bahasa, bekerjasama dengan Universitas Negeri Papua dan Universitas Cenderawasih.[9][10]
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search