Bahasa Semende

Bahasa Semende
BPS: 0058 0
Bahase/Base Semende (بهاس سمند) / Kecek Semende (كچيك سمند)
Bahasa Semendo
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
Penutur
(40.000 per 1979)
Kode bahasa
ISO 639-3pse
Glottologseme1248[1]
BPS (2010)0058 0
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Melayu Semende (Jawi: بهاس ملايو سمند) atau Bahase/Base Semende adalah isolek bahasa Melayu Tengah atau bahasa Melayu Barisan Selatan yang dituturkan oleh suku Semende (Melayu Semende) yang mendiami daerah Sumatera Selatan[2] (Kabupaten Muara Enim, Kota Prabumulih, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan) serta Provinsi Lampung (Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Way Kanan). Di luar wilayah tuturnya, bahasa ini dikenal dengan nama bahasa Semendo.[3]

Bahasa Semende pada umumnya dipakai sebagai bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pada acara-acara resmi seperti saat berpidato atau berkhotbah, para penutur bahasa ini akan tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.[4] Karena cakupan wilayahnya yang relatif kecil, variasi dialektis dalam bahasa Semende bersifat minim dan terletak pada pemilihan kosakata yang cenderung disebabkan karena perbedaan regional atau status dan tingkatan jabatan serta pendidikan.[4] Bahasa Semende pernah memiliki sistem penulisannya sendiri yang disebut dengan Surat Ulu dan masih berkerabat dengan Aksara Rejang serta Aksara Lampung. Bahasa Semende juga pernah ditulis dengan menggunakan sistem penulisan Arab-Melayu, yang membuktikan pengaruh Islam yang kuat dan mengakar dalam budaya Melayu Semende.[4]

Sistem bahasa Semende memiliki banyak persamaan dengan bahasa Besemah.[4] Secara fonologis, bahasa Semende memiliki 28 fonem, 4 vokal, 20 konsonan, serta 4 fonem supra segmental.[4] Adapun pola suku kata dalam bahasa Semende antara lain ialah V, VK, KV, KVK, dan KKV.[4]

Dalam struktur morfologis, bahasa Semende menunjukkan keistimewaan dalam kata ganti orang.[4] Untuk orang kedua tunggal dipakai kata kabah bagi pantaran yang memiliki jenis kelamin yang sama, dengah bagi pantaran yang berbeda jenis kelamin, dan kamu bagi orang yang lebih tua atau dihormati.[4] Morfem terikat bahasa ini berupa imbuhan, yaitu 8 awalan, 5 akhiran, dan 3 sisipan.[4] Awalan peN- jarang digunakan untuk menyatakan orang yang melakukan apa yang disebutkan dalam kata dasar, oleh karenanya kata-kata seperti petani dan pedagang dalam bahasa Semende dinyatakan sebagai jeme tani (orang tani) dan jeme dagang (orang dagang).[4] Akhiran -an dalam bahasa Semende lazim digunakan untuk menyatakan pengertian kebun atau ladang, seperti kaweghan yang berarti kebun kopi (kata dasar kawe) dan pisangan yang berarti kebun pisang (kata dasar pisang).[4] Bahasa Semende juga memiliki keistimewaan dalam pembentukan kata ulang dengan pola fonem awal bentuk dasar + /e/ + bentuk dasar, misalnya dedue (dua-dua), tetige (tiga-tiga), dan sesenai (lambat-lambat, kata dasar senai).[5]

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Semende". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ Saleh, Yuslizal; Lamsari, Muhammad; Madjid, Abdul; Silahiddin, Sofyan; Wahab, Zainin (1979). Bahasa Semende (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. 2. 
  3. ^ Saleh, Yuslizal; Lamsari, Muhammad; Madjid, Abdul; Silahiddin, Sofyan; Wahab, Zainin (1979). Bahasa Semende (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. 5. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k Saleh, Yuslizal; Lamsari, Muhammad; Madjid, Abdul; Silahiddin, Sofyan; Wahab, Zainin (1979). Bahasa Semende (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. XV. 
  5. ^ Saleh, Yuslizal; Lamsari, Muhammad; Madjid, Abdul; Silahiddin, Sofyan; Wahab, Zainin (1979). Bahasa Semende (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. XVI. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search