Bahasa Sunda Indramayu

Bahasa Sunda Indramayu
Basa Sunda Léléa
Basa Sunda Paréan
Dialek non-h
Sebuah contoh teks berbahasa Sunda Lelea yang berisikan pituah kokolot Léléa (petuah tetua desa Lelea) yang disampaikan dalam tradisi Ngarot. (Samian, 1992:2)[1]
Pengucapanbasa sʊnda lɛja
basa sʊnda parɛjan/basa sʊnda prɛjan
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
Penutur
37,956 (penutur di Indramayu):
  • 9,644 (penutur di Lelea)[a]
  • 28.312 (penutur di Kandanghaur)[b] (2020)[2][3]
Lihat sumber templat}}
Untuk kontributor: Sedang dilakukan otomatisasi klasifikasi bahasa secara berkala. Silakan sampaikan saran, pendapat, maupun perbaikan pada halaman pembicaraan templat maupun pembicaraan ProyekWiki
Bentuk awal
Latin
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottologindr1249
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Definitely Endangered
Sunda Indramayu diklasifikasikan sebagai bahasa terancam punah (DE) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan
Referensi: [4][5]

Lokasi penuturan
  Kecamatan di Indramayu yang menuturkan fase bahasa Sunda lama (Parean-Lelea)
  Kecamatan di Indramayu yang menuturkan fase bahasa Sunda baru (Priangan)
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Sunda Indramayu atau bahasa Sunda dialek Indramayu[6] atau bahasa Sunda Parean-Lelea adalah sebutan untuk varian bahasa Sunda yang secara lokal dikenal sebagai basa Sunda Léa atau basa Sunda Léléa[7] di Kecamatan Lelea, dan basa Sunda Paréan[8] di Kecamatan Kandanghaur di wilayah Kabupaten Indramayu. Secara fonologis, dialek yang dituturkan di daerah-daerah tersebut termasuk ke dalam jenis dialek bahasa Sunda non-h, sehingga dalam kosakatanya, sebagian besar bunyi konsonan /h/ tidak direalisasikan di segala posisi, selain konsonan /h/, dialek ini juga secara alamiah tidak memiliki bunyi vokal /eu/ seperti halnya dialek bahasa Sunda pada umumnya. Dialek ini dianggap sebagai fase bahasa Sunda lama karena kosakatanya terbilang arkais atau masih mempertahankan bentuk-bentuk leksikal dari bahasa pendahulunya, yakni bahasa Sunda Kuno.[9][10]

  1. ^ Tresnasih & Lasmiyati (2016), hlm. 45.
  2. ^ BPS Kabupaten Indramayu (2021a), hlm. 99.
  3. ^ BPS Kabupaten Indramayu (2021b), hlm. 64.
  4. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  5. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  6. ^ Deasty (2018), hlm. 1.
  7. ^ Deasty (2018), hlm. 2.
  8. ^ Kusuma, Rais & Wibowo (2021), hlm. 3197.
  9. ^ Asteka (2016), hlm. 235.
  10. ^ Abdurrachman, Umsari & Zarkasih (1985), hlm. 7.


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search