Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Juni 2021) |
Batavia | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1619–1949 | |||||||||
Peta Batavia ca 1914 | |||||||||
Status | Koloni Belanda Ibu kota | ||||||||
Pemukiman utama | Weltevreden | ||||||||
Pemerintahan | Gemeenteraad Batavia | ||||||||
• Wali kota | G. J. Bisschop (pertama) Sastromoeljono (terakhir) | ||||||||
Sejarah | |||||||||
• Invasi VOC | 30 Mei 1619 | ||||||||
1806–1816 | |||||||||
1942–1945 | |||||||||
27 Desember 1949 | |||||||||
Luas | |||||||||
- Total | 182 km2[a] | ||||||||
Populasi | |||||||||
- Perkiraan 1920 | 253.000 | ||||||||
Mata uang | Gulden Hindia Belanda | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Indonesia | ||||||||
Batavia atau Batauia[1] adalah ibu kota Hindia Belanda, yang wilayahnya kini kurang lebih menjadi Jakarta, ibu kota Indonesia. Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten. Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kelapa, dan merupakan salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda. Dari kota pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan politiknya di wilayah Nusantara.
Nama Batavia dipakai sejak sekitar tahun 1621 sampai tahun 1942, ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang. Sebagai bagian dari de-Nederlandisasi, nama kota diganti menjadi Djakarta.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search