Belanda Hitam

Lukisan yang menggambarkan seorang tentara Hindia Belanda berkulit hitam karya Isaac Israëls
Koleksi Rijksmuseum Amsterdam

Belanda Hitam (bahasa Belanda: Zwarte Hollanders; bahasa Jawa: Londo Ireng)[1] adalah sebutan untuk budak-budak yang berasal dari Elmina (sekarang terletak di Ghana, Afrika Barat),[2] yang direkrut Belanda untuk menjadi Tentara Kerajaan Hindia Belanda (Koninklijk Nederlands Indisch Leger, KNIL) dan ditugaskan di Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Di antara tahun 1831 hingga 1872, lebih dari tiga ribu orang Afrika direkrut dari Pantai Emas Belanda untuk dijadikan sebagai tentara kolonial di Hindia Belanda. Perekrutan ini sebenarnya sebuah langkah darurat karena Belanda sendiri telah kehilangan ribuan orang tentara yang berasal dari Eropa dan puluhan ribu tentara pribumi dalam Perang Jawa yang dilaksanakan untuk menentang Diponegoro. Belanda mengikuti langkah kekuatan kolonial lain pada saat itu, seperti Britania Raya dan Prancis yang merekrut anggota dari Afrika untuk bertempur di tanah-tanah jajahan yang lain. Secara umum, anggota tentara asing tidak mungkin bersimpati dengan penduduk asli dalam perlawanan mereka dengan kekuasaan penjajah. Dalam kasus tentara yang direkrut dari Afrika dan KNIL, hampir semua anggota direkrut dari kalangan budak. Perekrutan berakhir pada tahun 1872 setelah Elmina diserahkan kepada Britania Raya dalam Perjanjian Sumatra 1871.

Beberapa orang dari Afrika bisa pulang ke negara asalnya di Afrika Barat setelah selesai melakukan peperangan, tetapi sebagian besar juga menetap di Hindia Belanda setelah menikah dengan wanita setempat. Keturunan mereka dianggap sebagai masyarakat Indo-Eropa. Setelah Perang Dunia Kedua dan kemerdekaan Hindia Belanda sebagai negara Indonesia, kebanyakan dari mereka pindah ke Belanda.

  1. ^ Blakely 2001, hlm. 244.
  2. ^ Bekers, Helff & Meroll 2009.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search