Biogas

Fasilitas produksi dan penyimpanan biogas di Neuhaus an der Oste, sebuah pemukiman di Lower Saxony, Jerman

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik yang mendegradasi bahan-bahan organik.[1] Contoh dari bahan organik ini adalah kotoran, limbah domestik, mikroalga beserta residunya[2], atau setiap limbah organik yang dapat diurai oleh makhluk hidup dalam kondisi anaerobik.[3] Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.[4] Biogas merupakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.[5] Energi dari biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.[6]

Penyusun utama biogas adalah metana (CH4), karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), hidrogen sulfida (H2S) , oksigen(O2), dan beberapa gas lain.[7][2] Gas metana, hidrogen, dan karbon monoksida dapat dibakar atau dioksidasi dengan oksigen sehingga melepaskan energi.[8] Energi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan bakar. Energi ini dapat digunakan untuk pelbagai tujuan pemanasan, seperti memasak. Energi ini juga dapat digunakan sebagai listrik.[9]

Biogas dihasilkan dari degradasi anaerobik dengan menggunakan organisme anaerobik.[10] Organisme ini akan mencerna material organik tersebut dalam baik dalam sistem yang bermacam-macam, seperti kontinu, semi-kontinu, ataupun tertutup.[11] Sistem ini mendukung organisme tersebut untuk mengubah biomassa dari materi organik menjadi biogas.[12] Sistem ini disebut biodigester atau bioreaktor.[13] Selain pada sistem buatan, degradasi anaerobik juga terjadi di alam dan menjadi proses penting dalam siklus karbon.[14]

Beberapa sampah organik lebih sulit untuk didegradasi dibandingkan dengan yang lain. Sampah makanan, lemak, minyak, dan rumput-rumputan merupakan sampah organik yang paling mudah untuk diproses, sedangkan limbah ternak biasanya paling sulit. Oleh karena itu, proses produksi biogas biasanya mencampurkan beberapa sampah sekaligus pada satu bioreaktor yang sama untuk dapat meningkatkan produksi biogas. Cara ini disebut dengan ko-digesti. Selain itu, bioreaktor juga dapat dibuat lebih hangat diantara suhu 30 sampai 38 derajat celcius agar sampah lebih cepat terurai.

  1. ^ Bhatia, S. C. (2014-01-01). Bhatia, S. C., ed. Advanced Renewable Energy Systems (dalam bahasa Inggris). New Delhi: Woodhead Publishing India. hlm. 426. doi:10.1016/b978-1-78242-269-3.50017-6. ISBN 978-1-78242-269-3. 
  2. ^ a b Budiman, Arief; Suyono, Eko Agus; Dewayanto, Nugroho; Dewati, Putri Restu; Pradana, Yano Surya; Widawati, Teta Fathya (2023). Biorefinery Mikroalga. Sleman, D.I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ISBN 9786233591201. 
  3. ^ "Raw biogas". www.etipbioenergy.eu. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  4. ^ Charcosset, C. (2014-01-01). Gugliuzza, Annarosa; Basile, Angelo, ed. Membranes for Clean and Renewable Power Applications (dalam bahasa Inggris). Cambridge: Woodhead Publishing. hlm. 46. doi:10.1533/9780857098658.1.44. ISBN 978-0-85709-545-9. (...) Raw biogas contains about 55–65% methane (CH4), 30–45% carbon dioxide (CO2), traces of hydrogen sulphide (H,S), and fractions of water vapour. 
  5. ^ Houdkova, Lucie; Boran, Jaroslav; Peček, Jan; Šumpela, Pavel (2008). "Biogas: A renewable source of energy". Thermal Science. 12 (4): 27. doi:10.2298/tsci0804027h. Biogas is a renewable energy source 
  6. ^ "Biogas | CHP | Cogeneration". Clarke Energy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-22. 
  7. ^ Angelidaki, Irini; Xie, Li; Luo, Gang; Zhang, Yifeng; Oechsner, Hans; Lemmer, Andreas; Munoz, Raul; Kougias, Panagiotis G. (2019-01-01). Pandey, Ashok; Larroche, Christian; Dussap, Claude-Gilles; Gnansounou, Edgard; Khanal, Samir Kumar; Ricke, Steven, ed. Biofuels: Alternative Feedstocks and Conversion Processes for the Production of Liquid and Gaseous Biofuels (Second Edition). Biomass, Biofuels, Biochemicals (dalam bahasa Inggris). Academic Press. hlm. 817. doi:10.1016/b978-0-12-816856-1.00033-6. ISBN 978-0-12-816856-1. Typically, the biogas is composed of methane, carbon dioxide, and other impurities. 
  8. ^ Deng, Liangwei; Liu, Yi; Wang, Wenguo (2020-05-28). Biogas Technology (dalam bahasa Inggris). Chengdu: Springer Nature. hlm. 301. ISBN 978-981-15-4940-3. 
  9. ^ "Biogas: Developments and perspectives in Europe". Renewable Energy (dalam bahasa Inggris). 129: 457–472. 2018-12-01. doi:10.1016/j.renene.2018.03.006. ISSN 0960-1481. 
  10. ^ Haryati, Tuti (2006). "Biogas : Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif". Wartazoa. 16 (3): 160. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-30. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  11. ^ Kumar, Sunil (2012-03-14). Biogas (dalam bahasa Inggris). Rijeka: InTech. hlm. 155. ISBN 978-953-51-0204-5. 
  12. ^ Karuppiah, Tamilarasan; Ebenezer Azariah, Vimala (2019-09-04). "Biomass Pretreatment for Enhancement of Biogas Production". Dalam Rajesh Banu, J. Anaerobic Digestion (dalam bahasa Inggris). London: IntechOpen. hlm. 1. doi:10.5772/intechopen.82088. ISBN 978-1-83881-849-4. 
  13. ^ Khanal, S. K.; Giri, B.; Nitayavardhana, S.; Gadhamshetty, V. (2017-01-01). Lee, Duu-Jong; Jegatheesan, Veeriah; Ngo, Hao Huu; Hallenbeck, Patrick C.; Pandey, Ashok, ed. Current Developments in Biotechnology and Bioengineering (dalam bahasa Inggris). Elsevier. hlm. 261. doi:10.1016/b978-0-444-63665-2.00010-2. ISBN 978-0-444-63665-2. 
  14. ^ Sikora, Anna; Detman, Anna; Chojnacka, Aleksandra; Błaszczyk, Mieczysław K. (2017-02-08). "Anaerobic Digestion: I. A Common Process Ensuring Energy Flow and the Circulation of Matter in Ecosystems. II. A Tool for the Production of Gaseous Biofuels". Fermentation Processes (dalam bahasa Inggris). doi:10.5772/64645. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search