Daftar Kaisar Dinasti Han

Infanteri (depan) dan kavaleri (belakang) tembikar miniatur Han Barat; pada tahun 1990, saat kompleks makam Kaisar Jing dari Han (memerintah 157 – 141 SM) dan istrinya Permaisuri Wang Zhi (w. 126 SM) diekskavasi di utara Yangling, lebih dari 40,000 figur tembikar miniatur diangkat. Semuanya berukuran sepertiga ukuran manusia, lebih kecil ketimbang 8,000 prajurit ukuran manusia yang hampir sepenuhnya dari Tentara Terakota yang dikubur bersama dengan Kaisar Pertama Qin. Figurin miniatur yang lebih kecil, rata-rata setinggi 60 sentimeter (24 inci), juga ditemukan di berbagai makam kerajaan Han dimana mereka ditempatkan untuk menjaga almarhum dari makam tersebut pada kehidupan setelah kematian mereka.[1]

Para kaisar dinasti Han adalah kepala pemerintahan tertinggi pada dinasti kekaisaran Tiongkok kedua; dinasti Han (202 SM – 220 M) menyusul dinasti Qin (221–206 SM) dan mendahului Tiga Kerajaan (220–265 Masehi). Era tersebut secara konvensional terbagi antara periode Han Barat (202 SM – 9 M) dan Han Timur (25–220 M).

Dinasti Han didirikan oleh pemimpin pemberontak petani (Liu Bang), yang secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Gao (memerintah 202 –195 SM) atau Gaodi. Kaisar paling paling lama menjabat dari dinasti tersebut adalah Kaisar Wu (memerintah 141–87 SM), atau Wudi, yang memerintah selama 54 tahun. Dinasti tersebut secara singkat diinterupsi oleh dinasti Xin dari bekas pemangku raja Wang Mang, namun ia dilengserkan pada tahun 23 Masehi dan dinasti Han didirikan kembali oleh Liu Xiu, yang secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Guangwu (memerintah 25–57 M), atau Guangwu Di.[2] Kaisar Han terakhir, Kaisar Xian (memerintah 189–220 M), merupakan seorang penguasa boneka dari Kanselir Cao Cao (155–220 M), yang mendominasi istana dan menjadi Raja Wei.[3] Pada 220 M, putra Cao, Pi, merampas takhtanya sebagai Kaisar Wen dari Wei (memerintah 220–226 M) dan mengakhiri dinasti Han.

Kaisar adalah kepala pemerintahan tertinggi.[4] Ia melantik semua pejabat berpangkat tertinggi di pemerintahan pusat, provinsial, pengkomandanan, dan kabupaten.[5] Ia juga berfungsi sebagai pemberi hukum, hakim pengadilan tinggi, kepala komandan angkatan bersenjata, dan pendeta tinggi dari penyembahan-penyembahan keagamaan yang didukung negara.[6]

  1. ^ Paludan (1998), 34–36.
  2. ^ Hymes 2000, hlm. 36.
  3. ^ Beck (1986), 354-355.
  4. ^ de Crespigny (2007), 1216; Bielenstein (1980), 143; Hucker (1975), 149–150.
  5. ^ Wang (1949), 141–142.
  6. ^ Wang (1949), 141–143; Ch'ü (1972), 71; Crespigny (2007), 1216-1217.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search