Distrik Amuntai/Amonthaij[1]/Amoenthaij[2]/Amoenthai[3] adalah bekas distrik (kawedanan) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Onderafdeeling Amuntai, Alabio dan Balangan pada zaman kolonial Hindia Belanda dahulu.
Semula bernama Distrik Amonthaij, Soengei benar dan Álabioe, kemudian dalam perkembangannya hanya disebut dengan nama pendeknya Distrik Amuntai saja.
Pada tanggal 26 Januari 1859, Belanda melantik Kiai Danuraja sebagai Kepala Sungai Banar (Amuntai) dan anaknya Tumenggung Jaya Negara sebagai Kepala Sungai Tabalong Kanan dan Kiri.
Sungai Banar dan Amuntai merupakan daerah-daerah di bawah Kesultanan Banjar yang terletak di daerah aliran sungai Nagara.[4]
Tahun | Districtshoofd | Panghoeloe |
---|---|---|
1861 | Kiai Toemenggoeng Djaja Nagara[1] | Hadji Abdoel Atip |
1862 | Kiai Toemenggoeng Djaija Negara[5][6] | Hadji Saaloedin[6] |
1863 | Kiai Warga Kasoema[7] | Hadji Sapiehoedin[7] |
1868 | Radhen Ngabehi Warga Kasoema[2][8][3] | 1. Hadji Sapiehoedin[2] |
1898 | Tommonggong Kesoema Joeda Negara[9][10] |
Dewasa ini wilayah distrik ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Suku Banjar yang mendiami wilayah bekas distrik ini disebut Orang Amuntai atau Puak Candi Agung/Negara Dipa 2.
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search