Ekonomi Timor Leste | |
---|---|
Mata uang | Dolar AS (USD) dan Centavo Timor Leste[1] |
Tahun fiskal | Tahun kalender |
Organisasi perdagangan | Aliansi Pasifik |
Statistik | |
PDB | [2] |
Pertumbuhan PDB | |
PDB per kapita | [2] |
PDB per sektor | |
Inflasi (IHK) | 2,294% (2018)[2] |
Penduduk di bawah garis kemiskinan | 49,9%[4] (est. 2007) |
Koefisien gini | 28,7 rendah (est. 2014)[8] |
Pengangguran | 18% (est. 2010) |
Industri utama | percetakan, pembuatan sabun, kerajinan tangan, kain tenun |
Peringkat kemudahan melakukan bisnis | ke-181 (di bawah rata-rata, 2020) |
Eksternal | |
Ekspor | US$24 juta (est. 2017; tidak termasuk minyak) |
Komoditas ekspor | kopi, kayu cendana, marmer; |
Tujuan ekspor utama |
|
Impor | US$588 juta (est. 2017) |
Komoditas impor | bahan makanan, bensin, kerosin, mesin |
Negara asal impor utama | |
Utang kotor luar negeri | |
Pembiayaan publik | |
Cadangan mata uang asing | US$279.000.000 (Desember 2013) |
Ekonomi Timor Leste dikelompokkan sebagai ekonomi berpendapatan rendah oleh Bank Dunia.[9] Timor Leste menempati peringkat ke-133 dalam Indeks Pembangunan Manusia, peringkat rendah dalam indeks tersebut.[10] 20% penduduknya adalah pengangguran[1] dan 52,9% penduduknya hidup kurang dari US$1,25 per hari.[10] Sekitar separuh penduduk Timor Leste buta huruf.[10] Di angka 27%, tingkat urbanisasi Timor Leste merupakan salah satu yang terendah di dunia.
Pada tahun 2007, gagal panen menyebabkan kelaparan mematikan di sebagian wilayah Timor Leste. Bulan November 2007, sebelas subdistrik masih membutuhkan makanan yang dipasok melalui bantuan internasional.[11]
Menurut data sensus 2010, 87,7% rumah kota dan 18,9% rumah desa tersambung dengan aliran listrik. Rata-rata, 36,7% rumah di Timor Leste memiliki aliran listrik.[12]
Negara ini masih merasakan dampak pendudukan Indonesia yang merusak infrastruktur dan menimbulkan gelombang ribuan pengungsi.
Tidak ada hukum paten di Timor Leste.[13]
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search