Eurofighter Typhoon

Eurofighter Typhoon
Typhoon T1 milik Britania Raya
TipePesawat tempur multifungsi
Terbang perdana27 Maret 1994[1]
Diperkenalkan4 Agustus 2003
StatusAktif
Pengguna utamaBritania Raya
Jerman
Italia
Spanyol
Pengguna lainAustria
Saudi Arabia
Kuwait
Qatar
Oman
Jumlah produksi589[2]
Harga satuan
  • €90 juta (Rp1,53 Triliun) (Sistem Tranche 3A, TA 2009)[3]
  • €142 juta (Rp2,41 Triliun) (Tranche 4, TA 2020)[4]
  • €125 juta (Rp2,12 Triliun) (termasuk biaya produksi + pengembangan, TA 2011)[5]
Acuan dasarBritish Aerospace EAP

Eurofighter Typhoon adalah pesawat tempur multiperan bermesin kembar dan bersayap delta kanard yang berasal dari Eropa.[6][7] Typhoon pada mulanya dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara[8] dan dibangun oleh konsorsium Airbus, BAE Systems, dan Leonardo yang menjalankan sebagian besar projek ini melalui perusahaan induk bersama, bernama Eurofighter GmbH. NETMA mengelola proyek ini dan merupakan konsumen utama.[9]

Pengembangan pesawat ini secara efektif dimulai pada tahun 1983 dengan program Pesawat Tempur Eropa Masa Depan, kerjasama lima negara; yaitu Britania Raya, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Ketidaksepakatan akan otoritas desain dan persyaratan operasional telah menyebabkan Prancis meninggalkan konsorsium ini dan mengembangkan Dassault Rafale secara mandiri. Pesawat peraga teknologi untuk proyek ini, British Aerospace EAP, melakukan terbang perdana pada 6 Agustus 1986; selanjutnya purwarupa utuh pertama dari Eurofighter melakukan terbang perdana pada 27 Maret 1994. Nama pesawat terbang ini, Typhoon, diadopsi pada September 1998 dan kontrak produksi pertama juga ditandatangani pada tahun itu.

Akhir Perang Dingin yang lebih lekas daripada yang diperkirakan telah mengurangi keperluan Eropa akan pesawat tempur dan memicu perdebatan akan biaya dan pembagian pengerjaan pesawat ini, dengan demikian turut mengulur pembangunannya: Typhoon mulai bertugas sejak tahun 2003 dan kini digunakan oleh angkatan-angkatan udara Austria, Italia, Jerman, Britania Raya, Spanyol, Saudi Arabia, dan Oman. Kuwait dan Qatar juga memesan pesawat tempur ini, menjadikan seluruh pengadaan sebanyak 623 pesawat hingga 2019.

Eurofighter Typhoon adalah pesawat yang amat lincah, dirancang untuk menjadi petempur jarak dekat yang efektif dan unggul.[10] Pesawat keluaran berikutnya semakin diperlengkapi dengan lebih baik untuk menjalani misi serangan dari udara ke permukaan dan supaya cocok dengan kian beranekarupanya persenjataan dan peralatan, termasuk misil Storm Shadow dan Brimstone. Typhoon menjalani tempur perdananya pada intervensi militer di Libya 2011, ketika itu Angkatan Udara Britania Raya dan Angkatan Udara Italia, melakukan misi pengintaian dan pencegatan. Pesawat jenis ini juga terutama bertanggung jawab untuk tugas-tugas pertahanan udara bagi sebagian besar negara pengguna.

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama maiden
  2. ^ Jennings, Gareth (26 October 2020). "Italy receives final Eurofighter, closing core nation programme of record". Janes. Diakses tanggal 28 October 2020. 
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama kunden
  4. ^ https://www.flugrevue.de/militaer/haushaltsausschuss-billigt-quadriga-programm-mehr-eurofighter-fuer-die-luftwaffe/
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama NAO
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama firstline
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama first2
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama first3
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama NETMA
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama JDW

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search