Filsafat Buddhis

Artikel ini tersedia dalam versi lisan
Dengarkan versi lisan dari artikel ini (34 menit)
noicon
Ikon Wikipedia Lisan
Berkas suara ini dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 19 Juli 2022 (2022-07-19), sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini.

Filsafat Buddha mengacu kepada pandangan atau penerapan ajaran Buddha terhadap nilai-nilai kehidupan, eksistensi, pengetahuan, akal budi, materi, serta moralitas manusia. Semasa hidupnya, Buddha Gautama secara personal tidak pernah mendokumentasikan apa yang ia ajarkan dalam bentuk tulisan, sehingga filsafat Buddha dibangun berdasarkan rekonstruksi yang dilakukan terhadap ajaran-ajaran Buddha yang berkembang dalam aliran-aliran Buddha pasca kematian beliau.[1] Pokok kajian filsafat Buddha pada awalnya ditekankan pada dukkha yang menjadi awal permasalahan dan eksistensi kehidupan di dunia ini. Pokok kajian tersebut dirangkum dalam empat kebenaran mulia, termasuk di dalamnya jalan pembebasan dari dukkha tersebut untuk mencapai nibbana.[2] Seiring berjalannya waktu, kajian filsafat Buddha kemudian mencakup kajian filsafat pada umumnya seperti etika, epistemologi, fenomenologi, logika, ontologi, serta logika; termasuk nantinya isu-isu kontemporer seperti etika lingkungan, biomedis, perang dan perdamaian, hak asasi manusia hingga kajian gender.

Seperti halnya ajaran Buddha yang berkembang menjadi dua mazhab yang dikenal secara umum, Theravada dan Mahayana, kajian terhadap filsafat Buddha juga terbagi ke dalam beberapa aliran Buddhis yang berkaitan dengan dua mazhab tersebut. Aliran-aliran ini memiliki persepsi yang berbeda terhadap beberapa poin dalam ajaran Buddha, yang kemudian menjadi kajian ilmu filsafat klasik maupun kontemporer.

Hal-hal tertentu dari filsafat Buddha sering menjadi subjek perselisihan antara aliran-aliran Buddhisme yang berbeda. Elaborasi dan perselisihan ini memunculkan berbagai aliran dalam Buddhisme awal dari Abhidharma, dan tradisi dan aliran Mahayana dari prajnaparamita, Madhyamaka, sifat kebuddhaan, dan Yogacara.

  1. ^ Emmanuel M. Steven (2013). A Companion to Buddhist Philosophy. Willey-Blackwell. hlm 1. "Another salient fact for us is that the Buddha did not commit any of his teachings to writing..."
  2. ^ Siderits, Mark (2015). Zalta, Edward N., ed. The Stanford Encyclopedia of Philosophy (edisi ke-Spring 2015). Metaphysics Research Lab, Stanford University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-27. Diakses tanggal 2017-10-21. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search