Idealisme (hubungan internasional)

Idealisme dalam kebijakan luar negeri adalah pemahaman bahwa sebuah negara harus menjadikan pemikiran politik dalam negerinya sebagai tujuan kebijakan luar negerinya. Misalnya, seorang idealis percaya bahwa mengentaskan kemiskinan di dalam negeri harus dilengkapi dengan pengentasan kemiskinan di luar negeri. Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson adalah pendukung pertama idealisme. Idealisme Wilson merupakan pendahulu liberalisme yang kelak merebak di kalangan "pendiri lembaga" setelah Perang Dunia II. Idealisme sangat mengutamakan eksepsionalisme Amerika Serikat.

Pada umumnya, Michael W. Doyle mendeskripsikan idealisme sebagai paham yang didasarkan pada keyakinan bahwa niat baik sebuah negara bisa dipercaya, sedangkan realisme yakin bahwa niat baik sebuah negara dalam jangka panjang akan memunculkan dilema keamanan seperti yang dijelaskan John H. Herz.

Hedley Bull menulis:[1]

"Contoh penulis 'idealis' yang kita kenal adalah Sir Alfred Zimmern, S. H. Bailey, Philip Noel-Baker, dan David Mitrany di Britania Raya, dan James T. Shotwell, Pitman Potter, dan Parker T. Moon di Amerika Serikat. ... Ciri khas para penulis ini adalah kepercayaan mereka akan kemajuan: keyakinan bahwa sistem hubungan internasional yang mengakibatkan Perang Dunia Pertama dapat diubah menjadi tatanan dunia yang lebih damai dan adil; bahwa di bawah pengaruh kebangkitan demokrasi, petumbuhan 'pikiran internasional', pengembangan Liga Bangsa-Bangsa, usaha para pendukung perdamaian atau pencerahan yang disebarkan oleh mereka, tatanan dunia sedang berubah; dan bahwa tanggung jawab mereka sebagai pakar hubungan internasional adalah mengawal kemajuan ini agar bisa megatasi kebodohan, prasangka, niatan buruk, dan suara sinis yang menghalangi jalannya."

  1. ^ Quoted from Donald Markwell, John Maynard Keynes and International Relations: Economic Paths to War and Peace, Oxford University Press, 2006, page 3.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search