Kematian panas alam semesta

Kematian panas alam semesta adalah gagasan tentang nasib akhir alam semesta di mana alam semesta telah berevolusi menjadi keadaan tanpa energi bebas termodinamika dan karenanya tidak dapat lagi mempertahankan proses meningkatkan entropi. Kematian panas ini tidak menyiratkan suhu absolut tertentu; melainkan hanya mensyaratkan bahwa perbedaan suhu atau proses lain mungkin tidak lagi dieksploitasi untuk melakukan usaha. Dalam bahasa fisika, ini adalah saat alam semesta mencapai kesetimbangan termodinamika (entropi maksimum).

Jika topologi alam semesta terbuka atau datar, atau jika energi gelap sebagai konstanta kosmologis bernilai positif (keduanya konsisten dengan data saat ini), alam semesta akan terus berkembang selamanya, dan peristiwa ini diperkirakan terjadi,[1] dengan alam semesta yang mendingin mendekati kesetimbangan pada suhu yang sangat rendah setelah periode waktu yang sangat lama.

Hipotesis ini berasal dari gagasan William Thomson, Baron Kelvin (Lord Kelvin) ke-1, yang pada tahun 1850-an mengasumsikan teori dari panas sebagai hilangnya energi mekanik di alam (sebagaimana diwujudkan dalam dua hukum termodinamika) dan mengekstrapolasi untuk proses yang lebih besar pada skala universal.

  1. ^ Plait, Philip (2008). Death from the Skies!. Viking Adult (dipublikasikan tanggal 16 October 2008). hlm. 259. ISBN 978-0-670-01997-7. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search