Krisis kepresidenan Venezuela

Krisis Presidensial Venezuela 2019
Bagian dari Krisis di Venezuela
Tanggal10 Januari 2019 (2019-01-10) – kini
(5 tahun, 7 bulan dan 13 hari)
LokasiVenezuela
Sebab
  • Persengketaan hasil Pemiihan Presiden Venezuela 2018
  • Pelantikan kedua Nicolas Maduro
MetodeProtes, kampanye dukungan, tekanan diplomatik asing, dan sanksi
StatusSedang terjadi
  • Guaidó mengambil sumpah pada 23 Januari 2019
  • Pemberhentian hubungan bilateral dengan Amerika Serikat setelah mengakui Guaidó
  • Pemerintah AS menjatuhkan sanksi pada perusahaan minyak milik negara Venezuela (PDVSA), serta mentransfer aset AS Venezuela ke Guaido.
  • Mahkamah Agung Venezuela (TSJ) pro-Maduro membekukan aset keuangan Guaido dan memberlakukan larangan perjalanan terhadapnya
  • Adanya Konferensi Internasional tentang Situasi di Venezuela, dihadiri oleh negara-negara netral, dijadwalkan terjadi di Montevideo, Uruguay, pada 7 Februari 2019
Pihak terlibat
Pemerintah Resmi
  • Konstituante Venezuela
  • Mahkamah Agung
  • Dewan Pemilihan Nasional
Pemerintah Transisi

Krisis kepresidenan Venezuela tahun 2019 adalah sebuah perselisihan presiden yang menyebabkan krisis nasional di Venezuela, yang sudah berlangsung sejak 10 Januari 2019 lalu.

Presiden petahana Nicolás Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Mei 2018; yang mana proses dan hasil pemilu itu banyak diperdebatkan.[1] Pada 10 Januari 2019, Majelis Nasional Venezuela, yang mayoritas terdiri atas koalisi oposisi, menyatakan bahwa hasil pemilihan tidak sah dan mengangkat Juan Guaido sebagai penjabat presiden, dikutip dari beberapa klausul Konstitusi Venezuela 1999 yang disahkan oleh mantan presiden Hugo Chavez, pendahulu Maduro. Sebagai tanggapan, Mahkamah Agung yang ditunjuk Maduro menyebut pernyataan sikap oleh Majelis itu tidaklah konstitusional.[2]

Unjuk rasa massa di seluruh Venezuela dan dunia terjadi pada 23 Januari ketika Guaido meminta rakyat Venezuela untuk berdemonstrasi menentang Maduro.[3][4] Sebuah demonstrasi untuk mendukung Revolusi Bolivarian dan mendukung pemerintah juga terjadi.[5] Demonstrasi massal tersebut berlangsung hingga 30 Januari.[6][7]

Pertemuan khusus di Organisasi Negara-negara Amerika pada 24 Januari dan di PBB pada 26 Januari diadakan, tetapi tidak ada konsensus yang tercapai. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan dialog untuk meredakan ketegangan.[8] Meksiko dan Uruguay kemudian mengumumkan akan adanya sebuah konferensi internasional untuk negara-negara dengan posisi netral di Montevideo pada 7 Februari.[9]

Pemerintahan Maduro menyatakan bahwa krisis saat ini adalah sebuah kudeta dipimpin oleh Amerika Serikat untuk menggulingkannya dan mengendalikan cadangan minyak negara yang besar.[10][11][12]

  1. ^ Bullock, Penn (10 January 2019). "Climate Change, U.S. Shutdown, Michael Cohen: Your Friday Briefing". New York Times (Online) – via ProQuest. President Nicolás Maduro was inaugurated for a second term after an election last year that was widely considered illegitimate — and despite a plummeting economy and skyrocketing violence, hunger and migration. 
  2. ^ "El Tribunal Supremo de Justicia de Venezuela declara "inconstitucional" a la Asamblea Nacional y anula el nombramiento de Juan Guaidó como su presidente". Diakses tanggal 29 January 2019. 
  3. ^ "Protestas en Venezuela: miles de personas participan en manifestaciones masivas contra el gobierno de Maduro". BBC News Mundo. 23 January 2019. Diakses tanggal 30 January 2019. 
  4. ^ "Las 50 fotos de las masivas marchas contra la dictadura de Nicolás Maduro en Venezuela y Latinoamérica". Infobae. 24 January 2019. Diakses tanggal 30 January 2019. 
  5. ^ Sanchez, Ray and Nicole Chavez (23 January 2019). "Maduro defiant as Venezuelan opposition leader declares himself acting president". CNN. Diakses tanggal 30 January 2019. 
  6. ^ "Trump backs Venezuela's Guaido as demonstrations rage across the country". BBC. 30 January 2019. Diakses tanggal 31 January 2019. 
  7. ^ Smith, Scott and Christine Armario (30 January 2019). "Despite repression, Venezuelans return to the streets". Local10 News Miami. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-03. Diakses tanggal 31 January 2019. 
  8. ^ "UN political chief calls for dialogue to ease tensions in Venezuela; Security Council divided over path to end crisis". Diakses tanggal 29 January 2019. 
  9. ^ "Uruguay y México convocan a conferencia internacional en Montevideo sobre situación en Venezuela" (dalam bahasa Spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-01. Diakses tanggal 31 January 2019. 
  10. ^ "Canciller Arreaza advierte que objetivo de plan golpista es el petróleo venezolano". presidencia.gob.ve. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-31. Diakses tanggal 30 January 2019. 
  11. ^ "'Oil' the 'sole and real' purpose behind US 'coup' attempt, says Venezuela's foreign minister". RT. Diakses tanggal 30 January 2019. 
  12. ^ "Maduro afirma que el petróleo es el principal motivo de la presión de EEUU contra Venezuela". Europa Press. Diakses tanggal 30 January 2019. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search