Lukisan Tionghoa

Sebuah gulungan gantung yang dilukis oleh Ma Lin pada atau sebelum 1246. Tinda dan warna di atas sutra, 226.6x110.3 cm.

Lukisan Tionghoa adalah salah satu tradisi artistik tertua yang masih berlanjut di dunia. Lukisan dalam gaya tradisional sekarang disebut sebagai guóhuà (Hanzi sederhana: 国画; Hanzi tradisional: 國畫) dalam bahasa Tionghoa, yang artinya "lukisan asli" atau "nasional", untuk membedakannya dari gaya seni Barat yang menjadi populer di Tiongkok pada abad ke-20. Lukisan tradisional secara esensial melibatkan teknik yang sama dengan kaligrafi dan diselesaikan dengan kuas yang dicelupkan dalam tinta hitam atau pigmen berwarna; minyak tidak digunakan. Seperti halnya kaligrafi, bahan-bahan paling populer dimana lukisan dibuat adalah kertas dan sutra. Karya yang terselesaikan dapat digulung, seperti gulungan gantung atau gulungan genggam. Lukisan tradisional juga dicantumkan pada lembar album, tembok, perangkat, layar mengambang, dan media lainnya.

Dua teknik utama dalam lukisan Tionghoa adalah:

Lukisan lanskap dipandang sebagai bentuk tertinggi dari lukisan Tionghoa, dan umumnya masih dianggap demikian.[3] Masa dari periode Lima Dinasti sampai periode Song Utara (907–1127) dikenal sebagai "masa kejayaan lanskap Tionghoa". Di utara, artis-artis seperti Jing Hao, Li Cheng, Fan Kuan, dan Guo Xi melukis gambar-gambar gunung yang menjulang, menggunakan garis hitam, kuas tinta, titik-titik kuas untuk menggambarkan batu. Di selatan, Dong Yuan, Juran, dan artis lainnya melukis bukit memutar dan sungai dari wilayah asli mereka dalam suasana damai dengan tinta kayu lembut. Dua jenis pemandangan dan teknik tersebut menjadi gaya klasik lukisan lanskap Tionghoa.

  1. ^ Sickman, 222
  2. ^ Rawson, 114–119; Sickman, Chapter 15
  3. ^ Rawson, 112

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search