Maithripala Sirisena

Maithripala Sirisena
මෛත්‍රිපාල සිරිසේන மைத்திரிபால சிறிசேன
Presiden Sri Lanka 7
Masa jabatan 9 Januari 2015 – 18 November 2019
Perdana Menteri	Ranil Wickremesinghe
Pendahulu Mahinda Rajapaksa Pengganti Gotabaya Rajapaksa
Informasi pribadi
Lahir	3 September 1951 (umur 72) Yagoda, Distrik Gampaha, Ceylon
Partai politik	Partai Kemerdekaan Sri Lanka (1967–2014) Front Demokratik Baru (2014–sekarang)
Suami/istri	Jayanthi Pushpa Kumari
Anak	3
Alma mater	Maxim Gorky Literature Institute
Tanda tangan
Situs web	www.maithripala.com
Sunting kotak info • L • B

Pallewatte Gamaralalage Maithripala Yapa Sirisena dikenal sebagai Maithripala Sirisena atau terkenal sebagai "Maithri" atau "MY3" (lahir 3 September 1951) adalah seorang politikus Sri Lanka yang menjabat sebagai Presiden Sri Lanka saat ini.^[1][2] Ia menggantikan Mahinda Rajapakse, Presiden sebelumnya yang sudah berkuasa sejak 2005^[3]

Sirisena bergabung ke dunia politik pada tahun 1989 sebagai anggota Parlemen Sri Lanka dan telah memegang beberapa jabatan kementerian sejak tahun 1994.^[4] Ia adalah Sekretaris Jenderal Partai Kemerdekaan Sri Lanka dan Menteri Kesehatan sampai November 2014 ketika ia mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan presiden 2015. Kemenangannya dalam pemilu, umumnya dipandang sebagai kejutan.^[5][6][7]

1. ^ "Sirisena to be sworn in as Sri Lanka's new president". Gulf Times. Agence France-Presse. 9 Januari 2015. 
2. ^ Balachandran, P. K. (9 Januari 2015). "Sirisena Finally Romps Home With 51.28 Per Cent". The New Indian Express. 
3. ^ Artikel:"Maithripala Sirisena tumbangkan penguasa terlama di Asia Selatan" di antaranews.com
4. ^ "All you need to know about Maithripala Sirisena". The Hindu. 9 Januari 2015. 
5. ^ "Sirisena Calls for Peace After Surprise Sri Lanka Victory". Bloomberg News. 9 Januari 2015. 
6. ^ Crabtree, James (9 Januari 2015). "Maithripala Sirisena faces task of repairing Sri Lanka's image". Financial Times. 
7. ^ Burke, Jason; Perera, Amantha (10 Januari 2015). "Sri Lanka's new president promises 'no more abductions, no more censorship'". The Guardian.