Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Januari 2022) |
Peristiwa Malari | |||
---|---|---|---|
Tanggal | 15 – 16 Januari 1974 | ||
Lokasi | Jakarta, Indonesia | ||
Sebab | Korupsi Persaingan dari investasi asing Perebutan kekuasaan militer | ||
Metode | Demonstrasi, kerusuhan, pogrom | ||
Hasil | Lihat Akibat | ||
Pihak terlibat | |||
| |||
Jumlah korban | |||
|
Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan yang terjadi pada tanggal 15–16 Januari 1974.[1] Sebagai reaksi atas kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka, para mahasiswa melakukan demonstrasi memprotes korupsi, harga-harga yang tinggi, dan ketidaksetaraan investasi asing. Setelah provokasi oleh agent provocateur yang dicurigai, demonstrasi tersebut menjadi kerusuhan, yang akhirnya berubah menjadi pogrom. Pada akhir kejadian, sebelas pengunjuk rasa terbunuh dan ratusan mobil dan bangunan hancur.
Kerusuhan tersebut menyebabkan banyak perubahan. Pemerintah Orde Baru Soeharto memberlakukan serangkaian reformasi ekonomi yang dimaksudkan untuk meningkatkan representasi penduduk asli Indonesia dalam kemitraan dengan investor asing, Jenderal Soemitro (yang saat itu menjabat sebagai Wakil Kepala Angkatan Bersenjata), dipaksa pensiun, dan berbagai tindakan represif dilakukan oleh pemerintah.
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search