Matahari

Matahari ☉
Diproyeksikan dalam cahaya tampak dengan filter surya pada tahun 2019 dengan bintik matahari dan penggelapan tepi
Gambar berwarna semu yang diambil pada tahun 2010 yang diproyeksikan oleh sinar ultraungu (panjang gelombang 30,4 nm)
NamaMatahari, Surya,[1] Mentari,[2] Syamsu,[3] Syamsi,[4] Rawi,[5] Baskara,[6] Sun, Sol,[7] Helios[8]
Kata sifatSolar,[9][10] Surya
Data pengamatan
Jarak rata-rata
dari Bumi
AU1,496×108 km[11]
8 min 19 s (laju cahaya)
Kecerahan visual (V)−26,74[12]
Magnitudo mutlak4,83[12]
Klasifikasi spektrumG2V[13]
KelogamanZ = 0,0122[14]
Diameter sudut31,6–32,7 menit busur[15]
Ciri-ciri orbit
Jarak rata-rata
dari pusat Bima Sakti
≈ 2,7×1017 km
27.200 tahun cahaya
Periode galaksi(2,25–2,50)×108 a
Kecepatan≈ 220 km/s (orbit mengitari pusat Bima Sakti)
≈ 20 km/s (relatif terhadap kecepatan rata-rata bintang lain dalam kelompok bintang)
≈ 370 km/s[16] (relatif terhadap latar belakang gelombang mikrokosmis)
Ciri-ciri fisik
Jari-jari khatulistiwa695.700 km[17]
696.342 km[18]
109 × Bumi[19]
Keliling khatulistiwa4,379×106 km[19]
109 × Bumi[19]
Kepepatan9×10−6
Luas permukaan6,09×1012 km2[19]
12.000 × Bumi[19]
Volume1,41×1018 km3[19]
1.300.000 × Bumi
Massa1,9891×1030 kg[12]
333.000 × Bumi[12]
Kepadatan rata-rata1,408×103 kg/m3[12][19][20]
1,408 g/cm3[12][19][21]
0,255 × Bumi[12][19]
Kepadatanpusat (permodelan)
1,622×105 kg/m3[12]
162,2 g/cm3[12]
12,4 × Bumi
fotosfer
2×10−4 kg/m3
kromosfer
5×10−6 kg/m3
korona (rata-rata)
1×10−12 kg/m3[22]
Gravitasi permukaan khatulistiwa274 m/s2[12]
28 × Bumi[19]
Faktor momen inersia0,070[12] (perkiraan)
Kecepatan lepas
(dari permukaan)
617,7 km/s[19]
55 × Bumi[19]
Suhupusat (permodelan)
1,57×107 K[12]
fotosfer (efektif)
5772 K[12]
korona
≈ 5×106 K
Luminositas (Lsol)3,828×1026 W[12]
≈ 3,75×1028 lm
≈ 98 lm/W efikasi
Warna (B-V)0,63
Radians rata-rata (Isol)2,009×107 W·m−2·sr−1
Umur≈ 4,6 miliar tahun[23][24]
Ciri-ciri rotasi
Kemiringan sumbu7,25°[12]
(terhadap ekliptika)
67,23°
(terhadap bidang galaksi)
Asensio rekta
pada kutub utara[25]
286,13°
19 jam 4 menit 30 detik
Deklinasi
pada kutub utara
+63,87°
63° 52' LU
Periode rotasi sideristerhadap khatulistiwa
25,05 hari[12]
terhadap lintang 16°
25,38 hari[12]
25 hari 9 jam 7 menit 12 detik[25]
terhadap kutub
34,4 hari[12]
Kecepatan rotasi
(terhadap khatulistiwa)
7,189×103 km/h[19]
Komposisi fotosfer (menurut massa)
Hidrogen73,46%[26]
Helium24,85%
Oksigen0,77%
Karbon0,29%
Besi0,16%
Neon0,12%
Nitrogen0,09%
Silikon0,07%
Magnesium0,05%
Belerang0,04%

Matahari, surya, mentari, atau aftab adalah bintang di pusat tata surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet.[27][28] Diameternya sekitar 1.392.684 km,[18] kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa total tata surya. Matahari merupakan benda langit terbesar di galaksi Bima Sakti yang besarnya bahkan 10 kali planet terbesar tata surya, Jupiter.[29]

Secara kimiawi, sekitar tiga perempat massa matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, dan besi.[30] Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah, sementara sisanya memipih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi tata surya. Massa pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi termonuklir di intinya. Diduga bahwa hampir semua bintang lain terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang matahari, berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret utama G (G2V) dan sering digolongkan sebagai katai kuning karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi spektrum kuning-merah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi, matahari tampak kuning dikarenakan pembauran cahaya biru di atmosfer.[31] Menurut label kelas spektrum,G2 menandakan suhu permukaannya sekitar 5778 K (5505 °C) dan V menandakan bahwa matahari, layaknya bintang-bintang lain, merupakan bintang deret utama, sehingga energinya diciptakan oleh fusi nuklir nukleus hidrogen ke dalam helium. Dalam intinya, matahari memfusi 620 juta ton metrik hidrogen setiap detik. Berdasarkan perkiraan seluruh hidrogen yang ada di dalam matahari akan habis dalam sekitar 4,5 miliar tahun ke depan, dan matahari akan mati menjadi katai putih.

Dahulu, matahari dipandang para astronom sebagai bintang kecil dan tidak penting. Sekarang, matahari dianggap lebih terang daripada sekitar 85% bintang di galaksi Bima Sakti yang didominasi katai merah.[32][33] Magnitudo absolut matahari adalah +4,83. Akan tetapi, sebagai bintang yang paling dekat dengan Bumi, matahari adalah benda tercerah di langit dengan magnitudo tampak −26,74.[34][35] Korona matahari yang panas terus meluas di luar angkasa dan menciptakan angin matahari, yaitu arus partikel bermuatan yang bergerak hingga heliopause sekitar 100 au. Gelembung di medium antarbintang yang terbentuk oleh angin matahari, heliosfer, adalah struktur bersambung terbesar di tata surya.[36][37]

Matahari saat ini bergerak melalui Awan Antarbintang Lokal (dekat Awan G) di zona Gelembung Lokal, tepatnya di dalam lingkaran terdalam Lengan Orion di galaksi Bima Sakti.[38][39] Dari 50 sistem bintang terdekat dalam jarak 17 tahun cahaya dari Bumi (bintang terdekat adalah katai merah bernama Proxima Centauri sekitar 4,2 tahun cahaya), matahari memiliki massa terbesar keempat.[40] Matahari mengorbit pusat Bima Sakti pada jarak kurang lebih 24.00026.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Jika dilihat dari kutub utara galaksi, matahari merampungkan satu orbit searah jarum jam dalam kurun sekitar 225–250 juta tahun. Karena Bima Sakti bergerak relatif terhadap radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis (CMB) ke arah konstelasi Hydra dengan kecepatan 550 km/detik, kecepatan matahari relatif terhadap CMB sekitar 370 km/detik ke arah Crater atau Leo.[41]

Jarak rata-rata matahari dari Bumi sekitar 149,6 juta kilometer (1 au), meski jaraknya bervariasi seiring pergerakan Bumi menjauhi perihelion pada bulan Januari hingga aphelion pada bulan Juli.[42] Pada jarak rata-rata ini, cahaya bergerak dari matahari ke Bumi selama 8 menit 19 detik. Sehingga penampakan matahari yang kita lihat di bumi sekarang adalah penampakan aslinya 8 menit 19 detik yang lalu. Energi sinar matahari ini membantu perkembangan Celah hidrotermal (omunitas biologi) nyaris semua bentuk kehidupan di Bumi melalui fotosintesis[43] dan mengubah iklim dan cuaca Bumi. Dampak luar biasa matahari terhadap Bumi sudah diamati sejak zaman prasejarah. Matahari juga dianggap oleh sejumlah peradaban sebagai dewa. Pemahaman ilmiah yang akurat mengenai matahari berkembang perlahan. Pada abad ke-19, beberapa ilmuwan ternama mulai sedikit tahu tentang komposisi fisik dan sumber tenaga matahari. Pemahaman ini masih terus berkembang sampai sekarang. Ada sejumlah anomali perilaku matahari yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah.

  1. ^ Surya — KBBI Daring
  2. ^ Mentari — KBBI Daring
  3. ^ Syamsu — KBBI Daring
  4. ^ Syamsi — KBBI Daring
  5. ^ Rawi — KBBI Daring
  6. ^ Baskara— KBBI Daring
  7. ^ "Sol"Perlu langganan berbayar. Oxford English Dictionary (edisi ke-Online). Oxford University Press.  Templat:OEDsub
  8. ^ "Helios". Lexico UK Dictionary. Oxford University Press. 
  9. ^ "solar"Perlu langganan berbayar. Oxford English Dictionary (edisi ke-Online). Oxford University Press.  Templat:OEDsub
  10. ^ Solar2 — KBBI Daring
  11. ^ Pitjeva, E. V.; Standish, E. M. (2009). "Proposals for the masses of the three largest asteroids, the Moon–Earth mass ratio and the Astronomical Unit". Celestial Mechanics and Dynamical Astronomy (dalam bahasa Inggris). 103 (4): 365–372. Bibcode:2009CeMDA.103..365P. doi:10.1007/s10569-009-9203-8. ISSN 1572-9478. 
  12. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Williams, D.R. (1 Juli 2013). "Sun Fact Sheet". NASA Goddard Space Flight Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Juli 2010. Diakses tanggal 12 Agustus 2013. 
  13. ^ Zombeck, Martin V. (1990). Handbook of Space Astronomy and Astrophysics 2nd edition. Cambridge University Press. 
  14. ^ Asplund, M.; Grevesse, N.; Sauval, A.J. (2006). "The new solar abundances – Part I: the observations" (PDF). Communications in Asteroseismology. 147: 76–79. Bibcode:2006CoAst.147...76A. doi:10.1553/cia147s76. 
  15. ^ "Eclipse 99: Frequently Asked Questions". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Mei 2010. Diakses tanggal 24 Oktober 2010. 
  16. ^ Hinshaw, G.; et al. (2009). "Five-year Wilkinson Microwave Anisotropy Probe observations: data processing, sky maps, and basic results". The Astrophysical Journal Supplement Series. 180 (2): 225–245. arXiv:0803.0732alt=Dapat diakses gratis. Bibcode:2009ApJS..180..225H. doi:10.1088/0067-0049/180/2/225. 
  17. ^ Mamajek, E.E.; Prsa, A.; Torres, G.; et, al. (2015). "IAU 2015 Resolution B3 on Recommended Nominal Conversion Constants for Selected Solar and Planetary Properties". arΧiv:1510.07674 [astro-ph.SR]. 
  18. ^ a b Emilio, Marcelo; Kuhn, Jeff R.; Bush, Rock I.; Scholl, Isabelle F. (2012), "Measuring the Solar Radius from Space during the 2003 and 2006 Mercury Transits", The Astrophysical Journal, 750 (2): 135, arXiv:1203.4898alt=Dapat diakses gratis, Bibcode:2012ApJ...750..135E, doi:10.1088/0004-637X/750/2/135  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "arxiv1203_4898" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  19. ^ a b c d e f g h i j k l m "Solar System Exploration: Planets: Sun: Facts & Figures". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2008. 
  20. ^ Ko, M. (1999). Elert, G., ed. "Density of the Sun". The Physics Factbook. 
  21. ^ Ko, M. (1999). Elert, G., ed. "Density of the Sun". The Physics Factbook. 
  22. ^ "Principles of Spectroscopy". Universitas Michigan, Astronomy Department. 30 Agustus 2007. 
  23. ^ Bonanno, A.; Schlattl, H.; Paternò, L. (2002). "The age of the Sun and the relativistic corrections in the EOS". Astronomy and Astrophysics. 390 (3): 1115–1118. arXiv:astro-ph/0204331alt=Dapat diakses gratis. Bibcode:2002A&A...390.1115B. doi:10.1051/0004-6361:20020749. 
  24. ^ Connelly, JN; Bizzarro, M; Krot, AN; Nordlund, Å; Wielandt, D; Ivanova, MA (2 November 2012). "The Absolute Chronology and Thermal Processing of Solids in the Solar Protoplanetary Disk". Science. 338 (6107): 651–655. Bibcode:2012Sci...338..651C. doi:10.1126/science.1226919. PMID 23118187.  (perlu mendaftar)
  25. ^ a b Seidelmann, P.K.; et al. (2000). "Report Of The IAU/IAG Working Group On Cartographic Coordinates And Rotational Elements Of The Planets And Satellites: 2000". Diakses tanggal 22 Maret 2006. 
  26. ^ "The Sun's Vital Statistics". Stanford Solar Center. Diakses tanggal 29 Juli 2008.  Citing Eddy, J. (1979). A New Sun: The Solar Results From Skylab. NASA. hlm. 37. NASA SP-402. 
  27. ^ "How Round is the Sun?". NASA. 2 October 2008. Diakses tanggal 7 March 2011. 
  28. ^ "First Ever STEREO Images of the Entire Sun". NASA. 6 February 2011. Diakses tanggal 7 March 2011. 
  29. ^ Woolfson, M (2000). "The origin and evolution of the solar system". Astronomy & Geophysics. 41 (1): 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x. 
  30. ^ Basu, S.; Antia, H. M. (2008). "Helioseismology and Solar Abundances". Physics Reports. 457 (5–6): 217. arXiv:0711.4590alt=Dapat diakses gratis. Bibcode:2008PhR...457..217B. doi:10.1016/j.physrep.2007.12.002. 
  31. ^ Wilk, S. R. (2009). "The Yellow Sun Paradox". Optics & Photonics News: 12–13. 
  32. ^ Than, K. (2006). "Astronomers Had it Wrong: Most Stars are Single". Space.com. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  33. ^ Lada, C. J. (2006). "Stellar multiplicity and the initial mass function: Most stars are single". Astrophysical Journal Letters. 640 (1): L63–L66. arXiv:astro-ph/0601375alt=Dapat diakses gratis. Bibcode:2006ApJ...640L..63L. doi:10.1086/503158. 
  34. ^ Burton, W. B. (1986). "Stellar parameters". Space Science Reviews. 43 (3–4): 244–250. Bibcode:1986SSRv...43..244.. doi:10.1007/BF00190626. 
  35. ^ Bessell, M. S.; Castelli, F.; Plez, B. (1998). "Model atmospheres broad-band colors, bolometric corrections and temperature calibrations for O–M stars". Astronomy and Astrophysics. 333: 231–250. Bibcode:1998A&A...333..231B. 
  36. ^ "A Star with two North Poles". Science @ NASA. NASA. 22 April 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-18. Diakses tanggal 2013-05-31. 
  37. ^ Riley, P.; Linker, J. A.; Mikić, Z. (2002). "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations" (PDF). Journal of Geophysical Research. 107 (A7): SSH 8–1. Bibcode:2002JGRA.107g.SSH8R. doi:10.1029/2001JA000299. CiteID 1136. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-08-14. Diakses tanggal 2013-05-31. 
  38. ^ http://interstellar.jpl.nasa.gov/interstellar/probe/introduction/neighborhood.html Diarsipkan 2013-11-21 di Wayback Machine., Our Local Galactic Neighborhood, NASA
  39. ^ http://www.centauri-dreams.org/?p=14203, Into the Interstellar Void, Centauri Dreams
  40. ^ Adams, F. C.; Graves, G.; Laughlin, G. J. M. (2004). "Red Dwarfs and the End of the Main Sequence" (PDF). Revista Mexicana de Astronomía y Astrofísica. 22: 46–49. Bibcode:2004RMxAC..22...46A. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-26. Diakses tanggal 2013-05-31. 
  41. ^ Kogut, A.; et al. (1993). "Dipole Anisotropy in the COBE Differential Microwave Radiometers First-Year Sky Maps". Astrophysical Journal. 419: 1. arXiv:astro-ph/9312056alt=Dapat diakses gratis. Bibcode:1993ApJ...419....1K. doi:10.1086/173453. 
  42. ^ "Equinoxes, Solstices, Perihelion, and Aphelion, 2000–2020". US Naval Observatory. 31 January 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-13. Diakses tanggal 2009-07-17. 
  43. ^ Simon, A. (2001). The Real Science Behind the X-Files : Microbes, meteorites, and mutants. Simon & Schuster. hlm. 25–27. ISBN 0-684-85618-2. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search