Partai Keadilan Sejahtera | |
---|---|
Presiden | Ahmad Syaikhu |
Sekretaris Jenderal | Aboe Bakar Al-Habsyi |
Ketua Majelis Syuro | Salim Segaf Al-Jufri |
ketua fraksi di DPR-RI | Jazuli Juwaini |
ketua fraksi di MPR-RI | Tifatul Sembiring |
Dibentuk | 20 Juli 1998 sebagai Partai Keadilan |
Digabungkan dari | Partai Keadilan dan PK Sejahtera |
Kantor pusat | Jalan T.B. Simatupang No. 82, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 |
Sayap pemuda | Gema Keadilan, Garuda Keadilan, PKS Muda[1] |
Keanggotaan | 285.828 (2023) |
Ideologi | Pancasila Islamisme[2][3][4][5][6][7][8] Konservatisme sosial[9][10] |
Posisi politik | Sayap kanan |
Agama | Islam |
Afiliasi nasional |
|
Kursi di DPR | 50 / 575 |
Kursi di DPRD I | 191 / 2.232 |
Kursi di DPRD II | 1.229 / 17.340 |
Situs web | |
pks | |
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah sebuah partai politik di Indonesia yang berbasis Islam.[2][3][5][6][12][13] Partai ini bercikal bakal dari penentangan sejumlah tokoh Islam terhadap kebijakan Presiden RI ke-2, Soeharto yang mengharuskan agar tiap-tiap ormas menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal mereka.[14][15] Dari penentangan ini lahirlah Gerakan Tarbiyah. Gerakan Tarbiyah ini lalu membentuk lembaga dakwah kampus yang kemudian menjadi asal usul berdirinya Partai Keadilan pada 20 Juli 1998 pasca lengsernya pemerintahan Suharto.[2] Partai Keadilan kemudian bertransformasi menjadi Partai Keadilan Sejahtera pada tanggal 20 April 2002 akibat gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 2%.[14][15]
PKS menjadi bagian koalisi dari pemerintahan SBY di periode tahun 2004-2009 dan 2009-2014, dan menjabat beberapa kursi menteri. Sikap PKS yang tidak keluar-keluar dari koalisi SBY meskipun kerap berlainan sikap dan melontarkan kritikan kepada pemerintahan SBY, telah membuat beberapa kalangan menilai PKS sebagai partai yang oportunis dan memanfaatkan situasi.[16][17] Dalam pemilu legislatif 2019, PKS berakhir di urutan ke-7 dengan raihan suara 8,21% dan memperoleh 50 kursi.[18] PKS menjadi oposisi selama pemerintahan Joko Widodo.
Dalam menangani pandemi Covid-19, demi meringankan kesulitan ekonomi masyarakat, PKS menganjurkan para kader laki-lakinya yang mampu untuk berpoligami dengan memprioritaskan janda; namun anjuran ini kemudian dicabut setelah menuai polemik di masyarakat.[19][20] Meski mendukung langkah Joko Widodo yang menolak kembalinya anggota organisasi teror, ISIS, ke Indonesia,[21] PKS meminta agar anak-anak dari para anggota ISIS dipulangkan supaya mereka dapat dibina di Indonesia.[22]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Muhtadi
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search