Penahbisan

Proses penahbisan oleh Uskup Henryk Hoser.

Penahbisan adalah rangkaian upacara dalam suatu masyarakat atau komunitas untuk meresmikan pengutusan bagi seseorang atau beberapa orang untuk menjalankan suatu tugas.[1] Penahbisan juga bisa berarti sebuah cara penerimaan seorang ke dalam suatu struktur.[2][3] Praktik penahbisan ini pada umumnya dilakukan untuk mengangkat seseorang menjadi pemimpin baik di masyarakat maupun dalam komunitas.[1] Cara penahbisan yang dilakukan bergantung pada kepercayaan dari komunitas atau masyarakat tersebut.[1] Salah satu contohnya adalah apabila dalam suatu kebudayaan menekankan mengenai hubungan dengan yang ilahi maka orang yang ditahbiskan kemungkinan besar adalah imam.[1] Dalam beberapa agama atau masyarakat, diadakan syarat-syarat untuk para kandidat sebelum mereka ditahbiskan.[1] Terkadang dalam beberapa kebudayaan syarat tersebut didasarkan pada keturunan.[1] Kandidat yang hendak ditahbiskan juga sangat bergantung pada kebudayaan dari masyarakat tersebut, apabila masyarakat tersebut menganut paham patriakal maka yang ditahbiskan dikhususkan untuk laki-laki tetapi ada juga yang tidak demikian.[1] Persyaratan lain adalah kecocokan akan orang yang hendak ditahbiskan dengan tugas yang hendak ia laksanakan.[1] Dalam beberapa tradisi, hal ini bisa dilakukan dengan mendemonstrasikan kemampuan dari sang calon, tetapi juga ada yang melalui beberapa tahap yang berupa pelatihan.[1] Orang yang telah ditahbiskan ini kemudian akan memperoleh gelar baik dalam masyarakat maupun agama, seperti pendeta, imam, presbiter, dan sebagainya.[1]

  1. ^ a b c d e f g h i j Mircea Eliade. 1987. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan. Hlm 97-104.
  2. ^ James Hastings. 1951. Encyclopedia of Religion and Ethic. Hlm 540-555.
  3. ^ (Inggris) Shailer Matthews. 1973. A Dictionary of Religion And Ethic. Hlm 320.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search