Pengaturan kelahiran | |
---|---|
Intervensi | |
Sinonim | Kontrasepsi, pengendalian kelahiran, pengaturan fertilitas |
MeSH | D003267 |
Pengaturan kelahiran, yang dikenal pula sebagai kontrasepsi dan pengaturan fertilitas, merupakan metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan.[1] Perencanaan, pembekalan, dan penggunaan kontrasepsi disebut keluarga berencana.[2][3] Seks aman, seperti penggunaan kondom wanita atau pria, juga dapat membantu mencegah infeksi menular seksual.[4][5] Metode pengaturan kelahiran telah digunakan sejak zaman dahulu, tetapi metode yang efektif dan aman baru tersedia pada abad ke 20.[6] Pada beberapa kebudayaan akses pada kontrasepsi dibatasi karena dianggap tidak sesuai baik secara moral maupun politik.[6]
Metode kontrasepsi yang paling efektif adalah sterilisasi dengan vasektomi pada pria dan pengikatan tuba/saluran falopii pada wanita, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) dan kontrasepsi implan (susuk KB). Ini disusul dengan sejumlah kontrasepsi hormonal termasuk pil oral, koyo, cincin vagina, dan suntik. Metode yang kurang efektif termasuk barier seperti kondom, diafragma, dan spons kontrasepsi serta metode keluarga berencana alamiah. Metode yang kurang efektif yaitu spermisida dan sanggama terputus oleh pria sebelum ejakulasi. Sterilisasi, walaupun sangat efektif, biasanya tidak reversibel; semua metode lain bersifat reversibel, sebagian besar segera setelah dihentikan.[7] Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan dalam beberapa hari setelah hubungan seks tanpa perlindungan. Ada yang menganggap pantang berhubungan seks sebagai kontrasepsi, tetapi pendidikan seks yang hanya mengandalkan pantang dapat meningkatkan kehamilan di usia remaja jika tidak disertai pendidikan kontrasepsi.[8][9]
Dalam remaja, kehamilan mempunyai risiko lebih besar berakhir buruk. Pendidikan seks yang komprehensif dan akses pada kontrasepsi menurunkan tingkat kehamilan yang tidak diinginkan pada kelompok usia ini.[10][11] Walaupun semua bentuk kontrasepsi dapat digunakan oleh orang muda,[12] metode kontrasepsi reversibel jangka panjang seperti implan, AKDR/IUD, atau cincin vagina secara khusus bermanfaat dalam menurunkan tingkat kehamilan remaja.[11] Setelah melahirkan, wanita yang tidak menyusui secara eksklusif dapat hamil lagi dalam empat hingga enam minggu. Beberapa metode kontrasepsi dapat dimulai segera setelah melahirkan, tetapi yang lain perlu ditunda hingga enam bulan. Bagi yang menyusui secara eksklusif metode progestin lebih dipilih dibandingkan dengan kontrasepsi oral kombinasi. Bagi yang telah mencapai menopause disarankan untuk meneruskan kontrasepsi hingga setahun setelah menstruasi terakhir.[12]
Terdapat sekitar 222 jutaan wanita yang ingin menghindari kehamilan di negara berkembang yang tidak menggunakan metode kontrasepsi modern.[13][14] Penggunaan kontrasepsi di negara berkembang telah menurunkan angka kematian ibu sebesar 40% (sekitar 270.000 kematian pada 2008 dapat dicegah) dan dapat mencegah hingga 70% jika seluruh kebutuhan kontrasepsi terpenuhi.[15][16] Dengan memperpanjang waktu antara kehamilan, kontrasepsi dapat meningkatkan keberhasilan proses melahirkan pada wanita dewasa serta kelangsungan hidup anak-anak mereka.[15] Bagi wanita di negara berkembang, penghasilan, aset, berat badan, dan tingkat pendidikan serta kesehatan anak-anak mereka akan meningkat sejajar dengan peningkatan akses pada kontrasepsi.[17] Kontrasepsi meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena lebih sedikit beban anak, lebih banyak wanita berpartisipasi sebagai tenaga kerja, dan berkurangnya konsumsi sumber daya yang terbatas.[17][18]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama WHO_FP2011
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search