Penyensoran di Kuba telah dikabarkan secara ekstensif. Hal ini mengakibatkan sanksi Uni Eropa dari 2003 sampai 2008 serta pernyataan protes dari kelompok-kelompok, pemerintah-pemerintah, dan tokoh-tokoh terkenal.[1][2]
Kuba meraih peringkat rendah pada Press Freedom Index dari Reporters Without Borders dari 2002 saat indeks tersebut didirikan (ke-134 dari 139)[3] sampai sekarang (ke-169 dari 180 pada 2015).[4] Pada 2006, Inter American Press Association melaporkan bahwa "penekanan terhadap para jurnalis independen, perlakuan tidak semestinya terhadap para wartawan yang ditahan, dan pengawasan pemerintah yang sangat ketat membatasi akses masyarakat kepada sumber-sumber informasi alternatif masih berlanjut".[5]
Buku-buku, surat-surat kabar, siaran-siaran radio, saluran-saluran televisi, film-film, dan musik sangat disensor. Pencetakan bawah tanah juga sangat ditolak.[6] Ijin khusus bagi yang ingin menggunakan Internet hanya tersedia bagi orang-orang Kuba terpilih dan penggunaan Internet dibatasi untuk sebagian besar warga Kuba.[7] Telepon pintar bersifat langka dan kebanyakan warga negara tidak diijinkan untuk menggunakannya sampai saat ini.[8] Para jurnalis asing yang dapat bekerja di negara tersebut diseleksi oleh pemerintah.[9]
Media dioperasikan di bawah naungan Departemen Orientasi Revolusioner milik Partai Komunis, yang "mengembangkan dan mengkoordinasikan strategi-strategi propaganda".[9]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama HRW-Cuba-III-1999
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search