Penyesalan

Lukisan Santo Petrus yang menyesali perbuatannya, karya Francisco Goya tahun 1823-25.

Dalam teologi Kristen, penyesalan atau sesal adalah perasaan sedih atau kesusahan dalam hati seseorang karena dosa-dosa yang dilakukannya, dengan disertai keinginan untuk tidak melakukannya lagi.[1] Kata Inggris contrition atau contriteness berasal dari kata Latin contritus 'dilumatkan hingga berkeping-keping', yang bermakna diremukkan oleh rasa bersalah.[2] Dalam bahasa Inggris, kata contrition Diarsipkan 2017-03-27 di Wayback Machine. atau remorse[pranala nonaktif permanen] sering diidentikkan dengan repentance Diarsipkan 2017-03-27 di Wayback Machine. yang umumnya diterjemahkan menjadi pertobatan dalam bahasa Indonesia.

Sebagai suatu konsep sentral dalam sebagian besar Kekristenan, penyesalan dipandang sebagai langkah pertama, melalui Kristus, menuju rekonsiliasi dengan Allah. Konsep ini mencakup rasa sesal seseorang atas semua dosanya, suatu hasrat akan Allah daripada dosa, serta iman dalam penebusan Kristus di kayu salib dan kecukupannya untuk keselamatan (lih. regenerasi dan ordo salutis). Penyesalan banyak didapati pada berbagai bagian Alkitab, misalnya Yehezkiel 33:11, Mazmur 6:7dst., Mazmur 51:1-12, Lukas 13:5, Lukas 18:9-13, dan perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32).

  1. ^ Kamus Teologi. Diterjemahkan oleh Ignatius Suharyo, Pr. dari A Concise Dictionary of Theology karya Gerald O'Collins, SJ dan Edward G. Farrugia, SJ. Penerbit Kanisius. 1996. hlm. 294. ISBN 9794975249. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-01. Diakses tanggal 2017-03-27. 
  2. ^ (Inggris) "contriteness". The Free Dictionary. October 2016. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search