Pertempuran Perlintasan Ciater | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Pertempuran Jawa dalam kampanye Hindia Belanda | |||||||
Sebuah benteng pengintai Belanda di perlintasan Ciater | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Britania Raya | Jepang | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Jacob Pesman W.J. de Veer † | Toshinari Shōji | ||||||
Kekuatan | |||||||
9.000 27 pesawat |
3.000 39 pesawat |
Pertempuran Perlintasan Ciater (atau Tjiater) adalah sebuah pertempuran yang berlangsung dari 5 hingga 7 Maret 1942 sebagai bagian dari kampanye Hindia Belanda antara pasukan invasi Jepang melawan pasukan kolonial Belanda yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur dari Angkatan Udara Britania Raya. Pertempuran ini memperebutkan Perlintasan Ciater yang memiliki peranan strategis dalam upaya pertahanan kota Bandung.
Setelah pasukan Jepang mendarat di Pulau Jawa dan merebut Lapangan Udara Kalijati, tentara Belanda mundur dari kota Batavia (kini Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Mereka juga mempersiapkan garis pertahanan di perlintasan gunung menuju Bandung guna menunda pasukan Jepang hingga satuan-satuan tentara Belanda yang mundur beserta sekutu Australia dapat bergabung. Tentara Jepang yang dipimpin Kolonel Toshinari Shōji memutuskan untuk menyerbu garis tersebut untuk mencegah serangan balik, saat tentara Belanda masih terpencar.
Berkat dukungan angkatan udara dan kualitas prajurit yang lebih baik, Jepang berhasil merebut titik-titik pertahanan Belanda yang kekurangan personil setelah tiga hari pertempuran, dan jalan mereka ke Bandung terbuka lebar seusai jatuhnya Lembang. Sebelum pertempuran sempat berkecamuk di Bandung, Pemerintah Hindia Belanda menyerah terlebih dahulu sehingga mengakhiri kekuasaan Belanda di Indonesia.
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search