Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum 4 Hari
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia

Monumen Serangan Umum 4 Hari Surakarta
Tanggal7 Agustus 1949
LokasiSurakarta
Hasil
  • Kemenangan Strategis Indonesia
  • Kemenangan Taktis Belanda
  • Semakin memperkuat posisi tawar Indonesia sebelum memasuki Konferensi Meja Bundar (KMB)
Pihak terlibat
 Indonesia  Belanda
Tokoh dan pemimpin
Pakubuwana XII
Mangkunegara VIII
Kolonel Gatot Subroto
Letnan Kolonel Slamet Riyadi
Mayor Achmadi Hadisoemarto
Van Vreeden
Mollinger
Pasukan
  • Brigade V/Panembahan Senopati
  • MBB Brimob
  • MBK Brimob Karesidenan
  • Kompi Zeni TP atau TGP
  • Detasemen TP Brigade XVII
11 Batalyon Tentara Belanda
Kekuatan
±1400 Prajurit ±400 Prajurit
Korban
520 prajurit tewas dan 300 anggota polisi tewas. 32 prajurit tewas , 53 orang anggota polisi luka-luka; selain itu 47 orang mendapat luka-luka.

Serangan Umum Surakarta atau disebut Serangan Umum Empat Hari atau juga disebut Pengepungan Surakarta berlangsung pada tanggal 7 -10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka berhasil membumihanguskan dan menduduki markas-maskas Belanda di Surakarta dan sekitarnya. Menurut catatan sejarah, serangan itu digagas di kawasan Monumen Banjarsari, Surakarta. Untuk menyusun serangan, para pejuang berkumpul di Desa Wonosido, Kabupaten Sragen dari situlah ide untuk melakukan serangan umum dikobarkan.

Mereka yang melakukan serangan bergabung dalam Detasemen II Brigade 17 Surakarta yang dipimpin Mayor Achmadi Hadisoemarto. Untuk menggempur markas penjajah, serangan dilakukan dari empat penjuru kota Surakarta. Rayon I dari Polokarto dipimpin Suhendro, Rayon II dipimpin Sumarto). Sementara itu Rayon III dengan komandan Prakosa, Rayon IV dikomandani A Latif (almarhum), serta Rayon Kota dipimpin Hartono. Menjelang pertengahan pertempuran Slamet Riyadi dengan pasukan Brigade V/Panembahan Senopati turut serta dan menjadi tokoh kunci dalam menentukan jalannya pertempuran.

Diambil pada tanggal 12 November 1949, Penandatanganan penyerahan Daerah Keresidenan Surakarta oleh Let.Kol Slamet Riyadi and MayJen. Mollinger.

Kegagalan Tentara Kerajaan Belanda mempertahan Kota Surakarta menggoyahkan keyakinan Parlemen Belanda atas kinerja tentaranya. Sehingga memaksa perdana menteri Drees terpaksa mengakomodasi tuntutan delegasi Indonesia sebagai syarat sebelum mereka bersedia menghadiri Konferensi Meja Bundar.[1]

  1. ^ Pour, Julius. Ign. Slamet Rijadi Dari Mengusir Kempeitai Sampai Menumpas RMS, h. 192. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.ISBN 978-979-22-3850-1 9792238506.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search