Skandal 1Malaysia Development Berhad

1Malaysia Development Berhad

Skandal 1Malaysia Development Berhad adalah skandal politik yang sedang berlangsung di Malaysia. Pada tahun 2015, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dituduh mentransfer lebih dari RM 2.67 miliar (hampir USD 700 juta) dari 1MDB, perusahaan pembangunan strategis milik pemerintah, ke rekening bank pribadinya. Tindakan ini dikecam oleh masyarakat Malaysia, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang kemudian menuntut Najib mundur. Ketua oposisi Anwar Ibrahim secara terbuka mempertanyakan keabsahan 1MDB. Ia memberitahu Parlemen bahwa menurut catatan komisi perusahaan, perusahaan ini "tidak memiliki alamat kantor dan auditor resmi."[1] Menurut surat pemberitahuan publik, 1MDB memiliki utang sebesar RM 42 miliar (USD 11,73 miliar).[2] Sebagian utang ini berasal dari obligasi pemerintah tahun 2013 senilai $3 miliar yang dijamin oleh Goldman Sachs. Goldman Sachs sendiri dibayar $300 juta lewat kesepakatan itu, tetapi mereka membantah jumlahnya.[3] Majelis Raja-Raja Malaysia meminta agar penyelidikan oleh pemerintah diselesaikan secepatnya karena masalah ini menimbulkan krisis kepercayaan di Malaysia.[4][5]

  1. ^ "Gov't 'gambling' on untested 1MDB". malaysiakini.com. 18 October 2010. 
  2. ^ "1MDB faces fresh debt payment test". 27 February 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-01. Diakses tanggal 2018-03-09. 
  3. ^ "Jho says it ain't so: Malaysian tycoon denies role in 1MDB 'heist of the century'". Euromoney magazine. April 2015. 
  4. ^ "Malaysia's royal rulers urge quick completion of 1MDB probe". The Straits Times. Diakses tanggal 1 March 2016. 
  5. ^ "Royal rulers deplore Malaysia's 'crisis of confidence'". Diakses tanggal 1 March 2016. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search