Suku Dayak

Suku Dayak
Jumlah populasi
sekitar 7 juta jiwa
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia (Sensus 2010)3.100.000[1]
Kalimantan Barat1.260.000
Kalimantan Tengah1.000.000
Kalimantan Selatan60.000
Kalimantan Timur360.000
Kalimantan Utara400.000[2]
 Malaysia (Sabah & Sarawak)ca 4,167,496 (Sabah dan Sarawak)[3]
Brunei Brunei Darussalam51.000
Bahasa
Dayak, Banjar, Melayu, dan Indonesia.
Agama
Mayoritas Kristen (Katolik & Protestan)
Minoritas: Islam, Kaharingan, Buddha
Kelompok etnik terkait
Banjar, Bulungan, Kutai, Tidung, Melayu, Bajau, Rejang

Suku Dayak[4][5][6][7][8][9][10] ( /ˈd.ək/ simak; ejaan lama: Dajak atau Dyak)[11][12][13][14] adalah suku bangsa atau kelompok multi etnik yang mendiami pedalaman Pulau Kalimantan. Kata "daya" serumpun dengan misalnya kata "raya" dalam nama "Toraya" yang berarti "orang (di) atas, orang hulu".

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Gua Niah (Sarawak) dan Gua Babi (Kalimantan Selatan), penghuni pertama Kalimantan memiliki ciri-ciri Austro-Melanesia, dengan proporsi tulang kerangka yang lebih besar dibandingkan dengan penghuni Kalimantan masa kini yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei Darussalam, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan). Ada 3 suku pokok atau 5 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Tidung[15]

Menurut sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokkan menjadi 3 suku pokok yaitu: suku Dayak Indonesia (268 sub etnik/sub suku di Indonesia), Suku Banjar, Suku Melayu, dan kelompok suku asal Kalimantan lainnya. Dahulu, budaya masyarakat Dayak adalah budaya maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.

Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun antara lain: rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. Namun secara ilmiah, para linguis melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan dan masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan:[16]

  1. ^ Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. 2011. ISBN 9789790644175. Diakses tanggal 27 Agustus 2012. 
  2. ^ Taburan Penduduk dan Ciri-ciri Asas Demografi (PDF). Jabatan Perangkaan Malaysia. 2011. ISBN 9789839044548 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-05-22. Diakses tanggal 27 Agustus 2012. 
  3. ^ "Population Distribution and Demography" (PDF). Malaysian Department of Statistics. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 November 2013. 
  4. ^ "Ethnicity and territory in the late colonial imagination". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-07. Diakses tanggal 2011-07-23. 
  5. ^ Sellato, Bernard (2002). Innermost Bornéo: studies in Dayak cultures. NUS Press. hlm. 19. ISBN 2914936028. ISBN 978-2-914936-02-6
  6. ^ Davis, Joseph Barnard (1867). Thesaurus craniorum: Catalogue of the skulls of the various races of man, in the collection of Joseph Barnard Davis. Printed for the subscribers. 
  7. ^ Malayan miscellanies (1820). Malayan miscellanies. Malayan miscellanies. 
  8. ^ MacKinnon, Kathy (1996). The ecology of Kalimantan. Oxford University Press. ISBN 9780945971733. ISBN 0-945971-73-7
  9. ^ East India Company (1821). The Asiatic journal and monthly miscellany. 12. Wm. H. Allen & Co. 
  10. ^ "Dayak (suku)". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 Juni 2021. Dayak merupakan suku bangsa yang mendiami daerah Kalimantan 
  11. ^ University of Calcutta (1869). Calcutta review. 48-49. University of Calcutta. hlm. 171. 
  12. ^ The London review of politics, society, literature, art, & science. 11. J.K. Sharpe (1865). hlm. 121. 
  13. ^ Wood, John George (1870). Uncivilized races of men in all countries of the world: being a comprehensive account of their manners and customs, and of their physical, social, mental, moral and religious characteristics. 2. J. B. Burr & co. hlm. 1110. 
  14. ^ "The London Saturday journal (1841)": 80. 
  15. ^ Haris, Syamsuddin (2004). Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 188. ISBN 979-98014-1-9. ISBN 978-979-98014-1-8
  16. ^ Indonesia, Kalimantan
  17. ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/greater-barito
  18. ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04.html
  19. ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s02.html
  20. ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/land-dayak
  21. ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s05.html
  22. ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/north-borneo
  23. ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/tamanic
  24. ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s04.html
  25. ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/malayic
  26. ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s03.html
  27. ^ Schulze, Fritz (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 47. ISBN 3447054778.  ISBN 978-3-447-05477-5

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search