Taman Sari Yogyakarta

Taman Sari
ꦠꦩꦤ꧀ꦱꦫꦶꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ
Tamansari Ngayogyakarta
Taman Sari
Taman Sari Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta
Taman Sari Yogyakarta
Letak Taman Sari
Informasi umum
Gaya arsitekturJawa, Istana
KotaJalan Taman, Yogyakarta
Negara Indonesia
Mulai dibangun1758
Rampung1765/9
KlienHamengkubuwono I
PemilikKesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Desain dan konstruksi
ArsitekTumenggung Mangundipura,[1] Demang Tegis (legenda)
Situs web
www.kratonjogja.id/tata-rakiting/13-tamansari/
Peringatan: Page using Template:Infobox building with unknown parameter "latitude" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox building with unknown parameter "longitude" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Taman Sari pada tahun 1859 (gambar oleh C. Buddhing, Geschiedenis van Nederlandsch Indië atau "Sejarah Hindia Belanda")
Taman Sari pada 2007.
Puing Masjid Sumur Gumuling
Taman Sari tempo dulu, sekitar abad ke-19 s.d. 20.

Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta (bahasa Jawa: ꦠꦩꦤ꧀ꦱꦫꦶꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Tamansari Ngayogyakarta) adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dapat dibandingkan dengan Taman Sari Surakarta dan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.

Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, beserta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.

Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.

  1. ^ Brongtodiningrat, K. P. H. (1978). Arti Kraton Yogyakarta / oleh K. P. H. Brongtodiningrat ; diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia oleh R. Murdani Hadiatmaja (dalam bahasa Indonesian). Yogyakarta: Museum Kraton Yogyakarta. hlm. 7. Diakses tanggal April 6, 2010. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search