Penemuan | |
---|---|
Ditemukan oleh | Christiaan Huygens |
Tanggal penemuan | 25 Maret 1655 |
Penamaan | |
Pelafalan | /ˈtaɪtən/ ⓘ |
Saturn VI | |
Kata sifat bahasa Inggris | Titanian |
Ciri-ciri orbit[1] | |
Periapsis | 1.186.680 km |
Apoapsis | 1.257.060 km |
1.221.870 km | |
Eksentrisitas | 0,0288 |
15,945 hari | |
Inklinasi | 0,34854 ° (ke khatulistiwa Saturnus) |
Satelit dari | Saturnus |
Ciri-ciri fisik | |
Jari-jari rata-rata | 2,576±2 km (0,404 Bumi)[2] (1,480 Bulan) |
8,3×107 km2 | |
Volume | 7,16×1010 km3 (0,066 Bumi) (3,3 Bulan) |
Massa | 1,3452±0,0002×1023 kg (0,0225 Bumi)[2] (1,829 Bulan) |
Massa jenis rata-rata | 1,8798±0,0044 g/cm3[2] |
1,352 m/d2 (0,14 g) (0,85 Bulan) | |
2,639 km/d (1,11 Bulan) | |
Sinkron | |
Nol | |
Albedo | 0,22[3] |
Suhu | 937 K (664 °C)[4] |
8.2[5] hingga 9.0 | |
Atmosfer | |
Tekanan permukaan | 146,7 kPa |
Komposisi per volume | Beragam[6][7] Stratosfer: 98,4% nitrogen (N2), 1,4% metana (CH4); Troposfer rendah: 95% N2, 4,9% CH4 |
Titan (atau Saturnus VI) adalah satelit alami elipsoidal keenam sekaligus terbesar dari Saturnus. Satelit ini merupakan satu-satunya satelit alami yang memiliki atmosfer padat,[8] dan satu-satunya objek selain Bumi yang terbukti memiliki cairan di permukaan.[9]
Satelit ini sering kali digambarkan sebagai satelit yang mirip planet dan memiliki diameter yang 50% lebih besar dari Bulan, sementara massanya 80% lebih besar. Satelit ini merupakan satelit terbesar kedua di Tata Surya, setelah satelit Ganimede di Jupiter, dan volumenya lebih besar daripada planet Merkurius. Titan pertama kali ditemukan pada tahun 1655 oleh astronom Belanda Christiaan Huygens, dan merupakan satelit kelima di Tata Surya yang ditemukan setelah empat satelit milik Jupiter.[10]
Titan terutama terdiri dari es air dan materi berbatu. Seperti Venus sebelum masa penjelajahan angkasa, atmosfernya yang padat dan buram menyulitkan penyelidikan permukaan Titan hingga tibanya wahana Cassini-Huygens di Saturnus pada tahun 2004 yang membuka pengetahuan baru seperti penemuan danau hidrokarbon cair di wilayah kutub Titan. Permukaannya secara geologis masih muda, dan meskipun pegunungan dan beberapa kriovolkano telah ditemukan, hanya sedikit kawah tubrukan yang ditemui.[11][12]
Atmosfer Titan sebagian besar terdiri dari nitrogen; senyawa-senyawa kecil mengakibatkan pembentukan awan metana dan etana serta kabut organik yang kaya akan nitrogen. Iklimnya—termasuk angin dan hujan—menghasilkan permukaan yang mirip dengan Bumi, seperti bukit pasir, sungai, danau, dan laut (kemungkinan terdiri dari metana dan etana cair), dan delta, serta didominasi oleh pola cuaca musiman seperti di Bumi. Karena permukaannya yang mengandung cairan dan atmosfernya yang kaya akan nitrogen, siklus metana Titan dianggap mirip dengan siklus air di Bumi, meskipun suhunya jauh lebih rendah.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama horizons
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama arval
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Niemann
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Coustenis155
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama NatureDefinitive
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search