Wihara

Bangunan wihara Jakarta Dhammacakka Jaya, sebuah wihara aliran Theravāda pertama di Jakarta.

Wihara (bahasa Pāli: vihāra; bahasa Sansekerta: विहार vihāra) umumnya mengacu pada tempat ibadah untuk penganut Buddhisme, sebagian besar di anak benua India. Konsep wihara dapat ditemukan dalam Teks Buddhis Awal, kata wihara berarti "penataan ruang" atau "fasilitas tempat tinggal/berdiam".[1][2] Istilah ini berkembang menjadi konsep arsitektur yang mengacu pada tempat tinggal para biksu dengan ruang atau halaman terbuka bersama, khususnya dalam Buddhisme. Istilah ini juga ditemukan dalam Ajivika, sebuah literatur agama Hindu dan Jainisme, yang biasanya mengacu pada perlindungan sementara bagi para rahib yang mengembara selama musim hujan tahunan di India.[1][3][4] Dalam Jainisme modern, para rahib terus mengembara dari kota ke kota kecuali pada musim hujan (chaturmasya), dan istilah "vihāra" mengacu pada pengembaraan mereka.[5][6]

  1. ^ a b Vihara, Monier Monier Williams, Sanskrit-English Dictionary Etymologically Arranged, Oxford University Press, p. 1003
  2. ^ "He now undertook what were described as 'dharma yatras' instead of the usual royal 'vihara yatras'. Vihara yatras were marked by pleasures such as the hunt" in Nayanjot Lahiri (2015). Ashoka in Ancient India. Harvard University Press. hlm. 181–183. ISBN 978-0-674-91525-1. 
  3. ^ Stella Kramrisch (1946). The Hindu Temple. Princeton University Press (Reprint: Motilal Banarsidass). hlm. 137–138. ISBN 978-81-208-0223-0. 
  4. ^ Paul Dundas (2003). The Jains. Routledge. hlm. 203–204. ISBN 1-134-50165-X. 
  5. ^ Gomaṭeśvara sahasrābdī mahotsava darśana, Niraj Jain, Śravaṇabelagola Digambara Jaina Muzaraī Insṭīṭyuśaṃsa Mainejiṅga Kameṭī, 1984, p. 265
  6. ^ Tulasī prajñā, Jaina Viśva Bhāratī, 1984, p. 29

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search