Bahasa Banjar

  Lihat Bahasa Banjar di:
Bahasa Banjar
Basa Banjar
Pandir Banjar
Dituturkan di Indonesia
 Malaysia
Wilayah Kalimantan Selatan Dan sebagian
 Kalimantan Tengah

 Kalimantan Timur  Riau (Tembilahan)

 Jambi (Kuala Tungkal)
EtnisBanjar
Penutur
4 juta (2021)[1]
Rincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2]

Kode bahasa
ISO 639-3bjnkode inklusifMencakup:
bjn – Banjar
bvu – Bukit
Glottologbanj1241[3]
Linguasfer31-MFA-fd
IETFbjn
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Banjar dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [4]

Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Banjar
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Buku kamus bahasa Banjar-Indonesia

Bahasa Banjar (bahasa Banjar: Basa Banjar atau Pandir Banjar) adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh etnis Banjar yang merupakan etnis pribumi yang berasal dari daerah Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia.[5][6][7][8] Bahasa Banjar termasuk dalam daftar bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia.[9][10]

Sebagian ahli bahasa berpendapat bahwa bahasa Banjar termasuk kelompok bahasa Melayu, Borneo Timur. Kelompok Borneo Timur pula menurunkan dua kelompok, yaitu Borneo Utara dan Borneo Tenggara. Borneo Tenggara menurunkan satu cabang yang akhirnya menurunkan bahasa Berau dan bahasa Kutai, satu cabang lagi disebut sebagai kelompok Borneo Selatan yang menurunkan bahasa Banjar dan Bukit. Beberapa dialek Melayu di Borneo tersebut ada yang hanya menurunkan 3 vokal saja, yaitu: /i/; /u/ ; /a/. Collin (1991) menemukan gejala penyatuan vokal e dan a menjadi /a/ di Berau dan juga dialek lain di timur pulau Borneo, yakni dalam dialek Banjar dan Kutai (Kota Bangun).[11] [12] [13]Walaupun bahasa Banjar dianggap sebagai bahasa Melayu,[14] tetapi faktanya tidak ada kekerabatan dengan bahasa Melayu lainnya.[15]

Di tanah asalnya di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang merupakan bahasa sastra lisan terbagi menjadi dua dialek besar, yaitu Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Sebelum Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional, masyarakat Banjar menggunakan bahasa Melayu Banjar yang ditulis dengan aksara Arab untuk berpidato, menulis, atau mengarang. Tulisan atau huruf yang digunakan umumnya huruf atau tulisan Arab gundul dengan bahasa tulis bahasa Melayu (versi Banjar). Semua naskah kuno yang ditulis dengan tangan seperti puisi, Syair Siti Zubaidah, Syair Tajul Muluk, Syair Burung Karuang, bahkan Hikayat Banjar dan Tutur Candi juga menggunakan huruf Arab berbahasa Melayu (versi Banjar).

Bahasa Banjar dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya bahasa Minangkabau, bahasa Betawi, bahasa Iban, dan lain-lain.[16][17]

Karena kedudukannya sebagai lingua franca, pemakai bahasa Banjar lebih banyak daripada jumlah suku Banjar itu sendiri. Selain di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang semula sebagai bahasa suku bangsa juga menjadi lingua franca di daerah lainnya, yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur serta di daerah Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai bahasa penghubung antarsuku.[18] Di Kalimantan Tengah, tingkat pemertahanan bahasa Banjar cukup tinggi tidak sekadar bertahan di komunitasnya sendiri, bahkan menggeser bahasa-bahasa orang Dayak.[19] Penyebaran bahasa Banjar sebagai lingua franca ke luar dari tanah asalnya memunculkan varian bahasa Banjar versi lokal yang merupakan interaksi bahasa Banjar dengan bahasa yang ada di sekitarnya misalnya bahasa Samarinda,[20][21] bahasa Kumai, dan lain-lain. Di sepanjang daerah hulu sungai Barito atau sering disebut kawasan Barito Raya (Tanah Dusun) dapat dijumpai bahasa Banjar versi logat Barito misalnya di kota Tamiang Layang digunakan bahasa Banjar dengan logat Dayak Maanyan.

Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di Kalimantan Selatan, bahkan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Dayak, Bugis, Jawa dan Madura.

Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian permukiman suku Banjar di Malaysia seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim (Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah (Kabupaten) Kerian, dan Negeri Perak Darul Ridzuan.

Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, dan bahasa-bahasa Dayak.[22][23][24][25]

Dalam perkembangannya, bahasa Banjar ditengarai mengalami kontaminasi dari intervensi bahasa Indonesia dan bahasa asing.[26] Bahasa Banjar berada dalam kategori cukup aman dari kepunahan karena masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun oleh pendatang.[27] Walaupun terjadi penurunan penggunaan bahasa Banjar, tetapi laju penurunan tersebut tidak sangat kentara.[28] Saat ini, bahasa Banjar diajarkan di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan sebagai muatan lokal.[29] Bahasa Banjar juga memiliki sejumlah peribahasa.[30]

  1. ^ https://media.neliti.com/media/publications/49956-ID-kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.pdf
  2. ^ https://www.ethnologue.com/language/bjn; Ethnologue.
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Banjar–Bukit". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ "Bahasa Banjar". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  5. ^ https://www.ethnologue.com/language/bjn/
  6. ^ Yassir Nasanius, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, PELBBA 18: Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya: kedelapan belas, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-461-527-7, 9789794615270. Diakses pada 2 Agustus 2010.
  7. ^ Banjar of Indonesia. Situs Joshua Project. Diakses pada 29 Mei 2010.
  8. ^ Asian Linguistic Map - Borneo
  9. ^ Kaplan, Robert B. and Richard B. Baldauf (2003). Language and language-in-education planning in the Pacific Basin. Springer. hlm. 84. ISBN 1402010621.  ISBN 978-1-4020-1062-0
  10. ^ A. Timothy Church Ph.D., A. Timothy Church Ph.D. (2017). The Praeger Handbook of Personality Across Cultures [3 volumes]. hlm. 168. 
  11. ^ http://glottolog.org/resource/languoid/id/banj1241
  12. ^ Chuchu, Jaludin (2003). Dialek Melayu Brunei dalam salasilah bahasa Melayu purba (dalam bahasa Melayu). Universiti Kebangsaan Malaysia. ISBN 9679426076.  ISBN 9789679426076
  13. ^ Fritz Schulze; Holger Warnk (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 47. ISBN 3447054778.  ISBN 9783447054775
  14. ^ https://www.ethnologue.com/map/ID_k__
  15. ^ Austronesian Basic Vocabulary Database
  16. ^ Haspelmath, Martin (2009). Loanwords in the World's Languages: A Comparative Handbook. Walter de Gruyter. hlm. 686. ISBN 3110218437.  ISBN 978-3-11-021843-5
  17. ^ Moeliono, Anton M. (2000). Kajian serba linguistik. BPK Gunung Mulia. hlm. 333. ISBN 9796870045.  ISBN 978-979-687-004-2
  18. ^ Syamsuddin Haris, Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI, Yayasan Obor Indonesia, 2004, ISBN 979-98014-1-9, 9789799801418. Diakses pada 26 Agustus 2010.
  19. ^ Fauzi, Iwan (2008). Pemertahanan Bahasa Banjar di Komunitas Perkampungan Dayak. Prosiding Seminar Antarabangsa Dialek-dialek Austronesia di Nusantara III. Fakulti Sastra dan Sains Sosial Universiti Brunei Darussalam.
  20. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-10. Diakses tanggal 2008-04-01. 
  21. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2017-08-15. 
  22. ^ Lach, Donald F. (1998). Asia in the Making of Europe. III. University of Chicago Press. hlm. 1393. ISBN 0226467686.  ISBN 978-0-226-46768-9
  23. ^ Wink, André (2004). Indo-Islamic society, 14th-15th centuries. BRILL. hlm. 238. ISBN 9004135618. ISBN 978-90-04-13561-1
  24. ^ Muhadjir, Bahasa Betawi: sejarah dan perkembangannya, Yayasan Obor Indonesia, 2000, ISBN 979-461-340-1, 9789794613405
  25. ^ Antara - Pengaruh Melayu dan Dayak Dalam Bahasa Banjar. Diakses pada 28 Mei 2010.
  26. ^ Wisata Melayu - Simbol budaya Masih Mendominasi budaya Banjar Diarsipkan 2011-07-18 di Wayback Machine.. Diakses pada 28 Mei 2010.
  27. ^ 150 Bahasa di Indonesia Terancam Punah Diarsipkan 2011-07-07 di Wayback Machine.. Perum ANTARA Sumatera Barat, 7 Juli 2010. Diakses pada 7 September 2010
  28. ^ "KASUS-KASUS PERGESERAN BAHASA DAERAH: Akibat persaingan dengan Bahasa Indonesia? oleh Asim Gunarwan" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-18. Diakses tanggal 2011-06-17. 
  29. ^ Bahasa Nusantara Suatu Pemetaan Awal, Yayasan Obor Indonesia. Diakses pada 26 Agustus 2010.
  30. ^ Santosa, Imam Budhi (2009). Kumpulan Peribahasa Indonesia dari Aceh sampai Papua. IndonesiaTera. hlm. 20. ISBN 9789797750619. ISBN 979-775-061-2

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search