Data klinis | |
---|---|
Kat. kehamilan | ? |
Status hukum | Penggunaan darurat di Tiongkok, Indonesia, Brasil, dan Turki |
Rute | Penyuntikan intraotot |
Pengenal | |
Kode ATC | None |
DrugBank | DB15806 |
Data kimia | |
Rumus | ? |
Bagian dari seri artikel mengenai |
Pandemi Covid-19 |
---|
|
Portal COVID-19 |
CoronaVac adalah vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi asal Tiongkok, Sinovac Biotech.[1] Sejak pertengahan tahun 2020, calon vaksin ini menjalani penelitian klinis tahap III,[2][3] dan mendapatkan persetujuan untuk penggunaan darurat yang saat ini berlangsung di Brasil, Chili, Indonesia, dan Turki. CoronaVac menggunakan teknologi serupa, tetapi lebih tradisional, dibandingkan dengan BBIBP-CorV dan BBV152, vaksin virus inaktif COVID-19 lainnya yang juga sedang dalam uji coba tahap III.[4]
Brasil mengumumkan tingkat efikasi CoronaVac sebesar 50,38% pada 12 Januari 2021 berdasarkan data lengkap dari uji coba pada 12.508 peserta; tingkat efikasi ini hampir 30% lebih rendah dari hasil yang diumumkan sebelumnya dan hampir tidak cukup untuk mendapatkan persetujuan dari WHO dan Brasil.[5][6][7] Instituto Butantan, penyelenggara uji coba, mengatakan angka yang lebih rendah disebabkan oleh standar penghitungan infeksi yang lebih ketat dibandingkan dengan pembuat vaksin lainnya.[8] Sebelumnya, pada 7 Januari 2021, Instituto Butantan mengumumkan bahwa vaksin ini 78% efektif pada kasus ringan dan 100% efektif melawan infeksi berat dan sedang berdasarkan 220 kasus COVID-19 dari 13.000 sukarelawan tanpa merinci bagaimana tingkat efikasinya dihitung.[9]
Turki sebelumnya telah mengumumkan tingkat efikasi sebesar 91,25% dari analisis sementara terhadap 29 kasus yang didasarkan pada data dari 1.322 peserta dalam uji coba dengan 7.371 sukarelawan,[10][11][12][13] sementara Indonesia mengumumkan tingkat efikasi sebesar 65,3% berdasarkan data dari 1.600 peserta dalam uji coba mereka.[14]
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search