Diabetes gestasional

Diabetes gestasional
Lingkaran biru universal, simbol untuk diabetes.
Informasi umum
Nama lainDiabetes melitus gestasional
SpesialisasiObstetri and endokrinologi
PenyebabKetidakcukupan insulin karena resistensi insulin
Faktor risikoObesitas, riwayat memiliki diabetes gestasional sebelumnya, riwayat keluarga dengan diabetes melitus tipe 2, sindrom ovarium polikistik
KomplikasiPreeklamsia, bayi lahir mati, peningkatan kemungkinan persalinan dengan sesar
Awal munculPaling sering pada trimester ketiga kehamilan
DiagnosisPemeriksaan kadar gula darah
PerawatanDiet diabetes, olahraga, suntikan insulin
PrevalensiSekitar 3-9% dari jumlah kehamilan

Diabetes gestasional adalah intoleransi glukosa dalam masa kehamilan yang dimulai pada usia kehamilan 24 minggu dan berlangsung hingga proses persalinan. Diabetes gestasional berbeda dengan diabetes dalam kehamilan dan diabetes yang telah didiagnosis sebelumnya.

Klasifikasi untuk diabetes gestasional dibuat oleh Priscilla White pada tahun 1949 dengan edisi revisi pada tahun 1980. Klasifikasi ini didasarkan pada usia saat diabetes gestasional timbul, lamanya diabetes diderita, dan ada atau tidaknya komplikasi pada pembuluh darah. White membagi diabetes gestasional ke dalam 9 kelas.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita hamil memiliki kecenderungan untuk menderita diabetes gestasional dibandingkan wanita hamil yang lain. Faktor-faktor tersebut adalah etnis, usia wanita hamil di atas 40 tahun, Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih dari 30 kg/m2, riwayat peningkatan kadar gula darah, riwayat keluarga dengan diabetes melitus, riwayat menderita diabetes melitus sebelumnya, riwayat persalinan dengan bayi besar untuk masa kehamilan (BMK), sindrom polikistik ovarium, riwayat bayi lahir mati dalam masa perinatal, riwayat pengobatan kortikosteroid dan antipsikotik, dan kehamilan kembar.

Diabetes gestasional diduga terjadi akibat disfungsi sel beta pankreas yang menyebabkan resistensi insulin yang juga dipengaruhi oleh hormon-hormon selama kehamilan baik yang dihasilkan oleh calon ibu maupun yang dihasilkan oleh plasenta janin.

Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional atau International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) menetapkan kriteria diagnosis diabetes gestasional terbaru pada tahun 2015. Kriteria terbaru ini membedakan metode diagnosis diabetes gestasional dengan diabetes dalam kehamilan. Seorang wanita dikatakan menderita diabetes gestasional jika kadar gula darah puasanya 5,1-6,9 mmol/liter (95-125 gr/dl), atau kadar gula darah 1 jam setelah pemberian 75 gram glukosa ≥ 10 mmol/liter (180 mg/dl), atau kadar gula darah 2 jam setelah pemberian 75 gram glukosa 8,5-11 mmol/liter (153–199 mg/dl).

Penanganan diabetes gestasional meliputi dua terapi secara umum yaitu terapi nonfarmakologi dan terapi farmakologi. Terapi nonfarmakologi menitikberatkan terapi pada modifikasi pola makan atau terapi gizi medis, olahraga, manajemen berat badan, edukasi dan dukungan psikososial, serta pengawasan gula darah mandiri. Sedangkan terapi farmakologi merupakan terapi yang menggunakan insulin atau obat antidiabetik oral yaitu glibenklamida dan metformin.

Diabetes gestasional akan berakhir setelah proses persalinan. Hal inilah yang membedakannya dengan diabetes melitus tipe 1 atau tipe 2. Namun, pemeriksaan kontrol 4 hingga 12 minggu setelah persalinan perlu dilakukan untuk benar-benar memastikan kondisi tersebut tidak berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2.

Diabetes gestasional akan memberikan dampak kepada janin dan calon ibu. Komplikasi pada janin adalah kelahiran prematur, bayi besar untuk masa kehamilan, trauma lahir, hipoglikemia, sindrom distres pernapasan pada bayi, jaundis, hipokalsemia, polisitemia, kelainan jantung, bayi lahir mati, dan peningkatan risiko untuk menderita diabetes melitus tipe 2. Sedangkan bagi calon ibu komplikasinya berupa preeklamsia, kemungkinan proses persalinan yang diinduksi atau bahkan operasi sesar, hipertensi, kelahiran tidak cukup bulan, polihidramnion, perdarahan setelah persalinan, infeksi, kemungkinan menderita diabetes gestasional berulang, kemungkinan berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2, peningkatan risiko menderita sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, dan retinopati diabetik.

Secara global, prevalensi diabetes gestasional sulit ditentukan karena terdapat beberapa kriteria diagnosis yang dapat digunakan dan proses skrining diabetes gestasional tidak dilakukan di semua negara. Namun, diperkirakan angkanya adalah 3-9% dari total keseluruhan kelahiran di dunia. Pada tahun 2015, penelitian yang bersifat global menunjukkan prevalensi diabetes gestasional sebesar 24,2% di Asia Tenggara; 21,8% di Timur Tengah dan Afrika Utara; 15,8% di Eropa; 14,9% Amerika Utara dan Kepulauan Karibia; 13,2% Amerika Tengah dan Amerika Selatan; 12,45 di Pasifik Barat; dan 10,5% di Afrika Sub-Sahara.


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search