Film bisu

Adegan terkenal dari film Safety Last! (1923)
Adegan film tahun 1921 yang berjudul Four Horsemen of the Apocalypse, salah satu film bisu dengan keuntungan tertinggi.
Charlie Chaplin, aktor ikonik film bisu, ca 1919

Film bisu atau film senyap (bahasa Inggris: silent film, silent movie) adalah film yang diproduksi tanpa dialog dan rekaman suara, berasal dari periode sebelum diperkenalkannya film bersuara. Meskipun film bisu menyampaikan narasi dan emosi secara visual, berbagai elemen plot (seperti latar atau era) atau kunci utama dialog dapat disampaikan dengan menggunakan kartu judul. Kadang-kadang seseorang bahkan bertugas menceritakan kartu intertitle (kartu judul) untuk penonton.

Istilah film bisu juga sering dipergunakan untuk menggambarkan film-film era suara yang hanya memiliki rekaman suara musik serta dialog disampaikan melalui gerak isyarat, pantomim, kartu intertitle (kartu judul), seperti City Lights dan The Artist. Istilah "film bisu" dapat menjadi pengertian yang keliru, sebab film bisu kebanyakan disertai dengan suara. Istilah 'film bisu' merupakan retronim— Istilah yang digunakan untuk membedakan sesuatu yang sudah ada demi membedakan versi awal dengan versi baru— dalam dunia perfilman.

Selama era 'film bisu' yang berlangsung dari pertengahan 1890-an hingga akhir 1920-an, pianis, organis teater—atau bahkan, di kota-kota besar, orkes kecil—sering memainkan musik untuk mengiringi film tersebut. Para pianis dan organis teater mengiringi film dengan musik bedasarkan kertas musik atau improvisasi. Meskipun pada saat itu teknologi untuk menyinkronkan suara dengan film belum ada, musik dipandang sebagai bagian penting dari pengalaman menonton.

Ide untuk menggabungkan gambar bergerak dengan suara yang direkam hampir setua umur film itu sendiri, tetapi dikarenakan kesulitan teknis hal itu sulit terjadi, sampai akhirnya pengenalan suara dialog yang tersinkronisasi dengan gambar menjadi mudah dilaksanakan secara baik pada akhir 1920-an oleh Audion dan munculnya sistem Vitaphone.[1] Era awal film yang memiliki suara dialog tersinkronisasi dengan gambar dimulai oleh film The Jazz Singer pada tahun 1927 yang pada saat itu disebut oleh banyak kalangan sebagai, "film suara", atau "gambar berbicara", "talkie". Kesuksesan film bersuara The Jazz Singer dari Warner Bros. pada tahun 1927 menyebabkan studio-studio besar menyadari bahwa agar mampu bersaing, mereka membutuhkan teknologi suara canggih. Era film bersuara dimulai setelah studio-studio besar setuju bekerja sama dengan Western Electric untuk menciptakan sistem suara pada tahun 1928.[2]

Setelah adanya film bersuara, film bisu terus diproduksi, tetapi makin jarang. Charlie Chaplin membuat dua film bisu pada tahun 1930-an, dan mengurangi produksi filmnya setelah film bersuara menjadi lumrah. Media film bisu terus digunakan Charlie Chaplin hingga tahun 1936 dengan dirilisnya Modern Times. Setelah itu, film bisu untuk keperluan praktis, telah menjadi bentuk seni yang ditinggalkan orang.[2] Dalam satu dekade, produksi luas film bisu sebagai hiburan populer telah berhenti, dan industri film telah pindah sepenuhnya ke era suara, di mana film disertai dengan rekaman suara yang telah disinkronkan menjadi dialog lisan, musik serta efek suara.

Kebanyakan film pada era awal dianggap hilang karena film nitrat yang digunakan pada masa itu sangat tidak stabil dan mudah terbakar. Selain itu, banyak film pada era ini yang sengaja dimusnahkan karena menyepelekan nilai berkelanjutannya yang dianggap tidak menguntungkan secara finansial. Sering diklaim bahwa sekitar 75 persen film bisu yang diproduksi di AS telah hilang, meskipun perkiraan ini mungkin tidak akurat karena kurangnya data numerik.[3]

  1. ^ "Silent Films". JSTOR. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 26, 2019. Diakses tanggal 2019-10-29. 
  2. ^ a b Sagert, Kelly Boyer (2010). Flappers: A Guide to an American Subculture. ABC-CLIO. hlm. 39–41. ISBN 0313376905. 
  3. ^ Slide 2000, hlm. 5.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search