Halo (fenomena optis)

Halo di Kutub Selatan.
Photo Halo di atas gedung pusat Semen Padang, Indonesia, 2 Oktober, 2009 11:09.

Halo (dari bahasa Yunani ἅλως[1][2]) adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dan bulan, dan kadang-kadang pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan. Ada berbagai macam halo, tetapi umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus (biasanya cirrostratus) yang dingin yang berada 5–10 km atau 3–6 mil di lapisan atas troposfer. Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi.

Halo juga kadang-kadang dapat muncul di dekat permukaan bumi, ketika ada kristal es yang disebut debu berlian. Kejadian ini dapat terjadi pada cuaca yang sangat dingin, ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya.

Sebelum ilmu meteorologi dikembangkan, Fenomena atmosfer Halo digunakan sebagai sarana untuk prakiraan cuaca.[3]

  1. ^ "Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, ἅλως". www.perseus.tufts.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22. Diakses tanggal 6 Oktober 2020. 
  2. ^ Johnson (2009), hlm. 325a, "The Greeks called such things the ‘halo’ (ή άλως), perhaps because of their resemblance to a circular threshing floor (άλως).
  3. ^ "Weather Forecasting Through the Ages". earthobservatory.nasa.gov (dalam bahasa Inggris). 2002-02-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-22. Diakses tanggal 6 Oktober 2020. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search