Hindia Belanda

Hindia Belanda[1]

Nederlandsch-Indië
Nederlands-Indië
Hindia-Belanda
Hindia Timur Belanda
1800–1949[a]
{{{coat_alt}}}
Lambang
Semboyan"Je maintiendrai" (Prancis)
(Terjemahan: "Saya akan menjunjung tinggi")
Lagu kebangsaan"Wien Neêrlands bloed" (1815-1932)

"Wilhelmus" (1932-1942)
noicon
Peta wilayah Hindia Belanda sekitar tahun 1898-1907
Peta wilayah Hindia Belanda sekitar tahun 1898-1907
StatusKoloni Kerajaan Belanda
Ibu kotaBatavia
Kota terbesarSoerabaja[2][3]
Bahasa yang umum digunakanBelanda (resmi)
Melayu (lingua franca)
Tionghoa
Arab
Bahasa asli Indonesia
Agama
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Buddha
PemerintahanPemerintahan kolonial
Kepala negara 
-
• 1800 (pertama)
Augustijn Gerhard Besier
• 1806 (terakhir)
Carel de Vos van Steenwijk
• Monarki
-
• 1816–1840 (pertama)
Willem I
• 1948–1949 (terakhir)
Juliana
Gubernur Jenderal 
• 1800–1801 (pertama)
Pieter G. van Overstraten
• 1949 (terakhir)
A. H. J. Lovinka
Sejarah 
1603–1800
• Nasionalisasi VOC
1 Januari 1800
27 Februari 1942 – 15 Agustus 1945
17 Agustus 1945
27 Desember 1949
Populasi
• 1930
60.727.233
Mata uangGulden Hindia Belanda
Didahului oleh
Digantikan oleh
VOC
kslKesultanan
Aceh
kslKesultanan
Riau-Lingga
kslKesultanan
Banjar
kslKesultanan
Mataram
krjKerajaan
Bali
kslKesultanan
Palembang Darussalam
krjKerajaan
Pagaruyung
kslKesultanan
Barus
kslKesultanan
Jambi
krjKerajaan
Larantuka
kslKesultanan
Banten
Melaka Portugis
Republik Lanfang
Bengkulu-Inggris
Koloni Inggris di Malaka
Pendudukan Jepang atas Hindia Belanda
Republik Indonesia Serikat
Nugini Belanda
Sekarang bagian dariIndonesia
Malaysia[a]
  1. ^ Diduduki pasukan Jepang antara tahun 1942 hingga 1945, yang diikuti oleh Revolusi Nasional Indonesia hingga tahun 1949. Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Nugini Belanda diserahkan kepada Indonesia pada tahun 1963. Tanggal resmi menurut PBB adalah 27 Desember 1949 [5]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Hindia Belanda atau Hindia Timur Belanda (Belanda: Nederlands(ch)-Indië) adalah sebuah daerah pendudukan Belanda yang wilayahnya saat ini dikenal dengan nama Republik Indonesia. Berdasarkan Perjanjian Inggris-Belanda 1824, Belanda telah menyerahkan Melaka Belanda kepada Inggris, yang dulunya merupakan kegubernuran di Hindia Belanda. Hal ini telah mengkonsolidasikan pemerintahan modern ke negara bagian Melaka di Malaysia. Hindia Belanda dibentuk sebagai hasil dari penasionalan tanah-tanah koloni Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1800.

Selama abad ke-19, daerah jajahan dan pengaruh Belanda diperluas, mencapai batas wilayah kekuasaan terbesar mereka pada awal abad ke-20. Hindia Belanda adalah salah satu jajahan Eropa yang paling berharga di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda,[6] dan menyumbang pada keunggulan Belanda di dunia dalam perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20.[7] Tatanan masyarakat kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elite Belanda yang tinggal terpisah tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang dijajah mereka.[8] Istilah "Indonesia" mulai digunakan untuk tempat geografis setelah tahun 1880. Pada awal abad 20, para cendekiawan lokal mulai mengembangkan gagasan Indonesia sebagai negara dan bangsa, dan menetapkan panggung untuk gerakan kemerdekaan.[9]

Pendudukan Jepang pada Perang Dunia II melemahkan sebagian besar negara jajahan dan ekonomi Belanda. Setelah Jepang menyerah pada bulan Agustus 1945, kaum nasionalis Indonesia menyatakan kemerdekaan yang mereka perjuangkan selama Revolusi Nasional Indonesia yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya. Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar tahun 1949 dan menyerahkan seluruh wilayah bekas jajahannya, dengan pengecualian wilayah Papua (Nugini Belanda), yang diserahkan ke Indonesia 14 tahun kemudian pada tahun 1963 berdasarkan ketentuan Persetujuan New York di Markas Besar PBB.

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-27. Diakses tanggal 2018-01-11. 
  2. ^ Dick, Howard W. (2002). Surabaya City Of Work: A Socioeconomic History, 1900–2000 (Ohio RIS Southeast Asia Series): Howard Dick: 9780896802216: Amazon.com: Books. ISBN 978-0896802216. 
  3. ^ "Page:The New International Encyclopædia 1st ed. v. 18.djvu/816 - Wikisource, the free online library". en.wikisource.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2018. Diakses tanggal 27 December 2018. 
  4. ^ Friend (1942), Vickers (2003), Ricklefs (1991), Reid (1974), Taylor (2003).
  5. ^ https://www.un.org/en/decolonization/nonselfgov.shtml
  6. ^ Empires and Colonies. 
  7. ^ Booth, Anne, et al. Indonesian Economic History in the Dutch Colonial Era (1990), Ch 8
  8. ^ R.B. Cribb and A. Kahin, hlm. 118
  9. ^ Robert Elson, The idea of Indonesia: A history (2008) hlmn 1-12


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search