Ilias


Ilias
karya Homeros
Papan bertuliskan larik 468–473, buku pertama Ilias, dari rentang waktu 400–500 Masehi, ditemukan di Mesir, terpajang di Museum Inggris
Judul asliἸλιάς
DitulisSekitar abad ke-8 Pramasehi
NegaraYunani Kuno
BahasaBahasa Yunani Homeros
GenreSyair wiracarita
Larik15.693 larik
DisusulOdiseya
Teks utuh
Iliad at Wikisource
Ilias at Greek Wikisource

Ilias (bahasa Yunani Kuno: Ἰλιάς, translit. Iliás, artinya "[syair] tentang Ilion") adalah salah satu dari dua wiracarita Yunani Kuno yang diyakini sebagai hasil karya pujangga Homeros. Wiracarita ini adalah salah satu tinggalan karya sastra tertua yang masih banyak diminati khalayak modern. Sama seperti Odiseya, wiracarita ini terbagi menjadi 24 parwa dan dianggit seturut kaidah heksameter daktilis. Versinya yang berterima umum terdiri atas 15.693 larik. Dengan latar suasana menjelang kesudahan Perang Troya, perang pengepungan kota Troya selama satu dasawarsa oleh persekutuan negara-negara kota Yunani Mikene, wiracarita ini mengisahkan kejadian-kejadian penting pada minggu-minggu terakhir perang itu, khususnya tentang pertengkaran sengit Raja Agamemnon dengan Akhiles, wirawan ternama. Ilias terbilang sebagai salah satu karya sastra utama di dalam lingkup sastra wiracarita, dan jamak dianggap sebagai karya sastra Eropa pertama yang berbobot.

Agaknya Ilias maupun Odiseya ditulis dalam bahasa Yunani Homeros, bahasa sastra bauran bahasa Yunani dialek Yonia dengan dialek-dialek lainnya, kemungkinan besar sekitar akhir abad ke-8 atau permulaan abad ke-7 Pramasehi. Pada zaman Klasik, jarang sekali ada orang yang meragukan bahwa kedua wiracarita itu adalah hasil karya pujangga Homeros, tetapi dewasa ini para sarjana pada umumnya menduga bahwa Ilias dan Odiseya bukanlah hasil karya satu orang pujangga yang sama, dan kisah-kisah yang terangkum di dalamnya merupakan bagian dari suatu tradisi lisan yang panjang. Wiracarita ini dilantunkan oleh para pelantun syair Homeros profesional yang disebut rapsoidos.

Pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam wiracarita ini antara lain adalah kleos (kemuliaan), ujub, takdir, dan murka. Sekalipun terkenal lantaran kisah-kisahnya yang tragis dan mencekam, terselip pula kisah-kisah jenaka dan gelak-tawa.[1] Wiracarita ini kerap disifatkan sebagai wiracarita maskulin atau kegagahberanian, khususnya jika dibandingkan dengan Odiseya. Ilias dengan cermat menjabarkan perkakas-perkakas perang dan siasat-siasat tempur kuno, serta hanya menampilkan segelintir tokoh perempuan. Dewa-dewi Olimpos juga berperan besar di dalam wiracarita ini, dengan membantu wira kesayangan mereka dan menengahi cekcok-cekcok antarpribadi. Di dalam wiracarita ini, perwatakan dewa-dewi Olimpos sengaja dimanusiawikan supaya mudah dipahami khalayak Yunani Kuno, dengan menghadirkan suatu kesan nyata dari budaya dan kepercayaan turun-temurun mereka. Dari segi gaya formal penulisannya, pengulangan kalimat serta pemakaian majas simile dan julukan-julukan di dalam wiracarita ini kerap dijadikan bahan kajian oleh para sarjana.

  1. ^ Bell, Robert H. "Homer's humor: laughter in the Iliad." hand 1 (2007): 596.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search