Inggit Garnasih

Inggit Garnasih
Soekarno bersama Inggit.
LahirInggit Garnasih
(1888-02-17)17 Februari 1888
Kamasan, Banjaran, Bandung, Keresidenan Priangan, Hindia Belanda
Meninggal13 April 1984(1984-04-13) (umur 96)
Bandung, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istri
Haji Sanoesi
(m. 1916⁠–⁠1923)
(m. 1943)
Anak
  • Ratna Djuami (anak angkat)
  • Kartika Uteh (anak angkat)
Orang tua
  • Arjipan (bapak)
  • Amsi (ibu)

Inggit Garnasih (17 Februari 1888 – 13 April 1984)[1] adalah istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Mereka menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung.[2] Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda. Inggit dan Soekarno bercerai di Pegangsaan Timur 56 yang disaksikan oleh Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur.[3] Sekalipun bercerai tahun 1942 dan Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Soekarno, termasuk melayat saat Soekarno meninggal. Kisah cinta Inggit—Soekarno ditulis menjadi sebuah roman yang disusun Ramadhan KH yang dicetak ulang beberapa kali sampai sekarang.[1] Inggit meninggal di Bandung pada tanggal 13 April 1984. Dua bulan sebelum meninggal, Fatmawati sempat mengunjungi Inggit atas bantuan Ali Sadikin.[4]

  1. ^ a b Happy Salma Jiwai Peran Ingit Ganarsih Diarsipkan 2012-01-15 di Wayback Machine., KOMPAS Daring, 23 Desember 2011.
  2. ^ Raditya, Iswara N. "Kisah Istri Terkasih Sukarno, Inggit Garnasih". tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-02. Diakses tanggal 2019-01-01. 
  3. ^ Sianipar, Wentina Magdalena (April 2021). "Cinta Platonis Seorang Inggit Garnasih". Intisari: 52–61. 
  4. ^ "Sudah Lama Inggit Memaafkan (9)". Pikiran Rakyat. 2016-02-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-25. Diakses tanggal 2017-09-25. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search