Bagian dari seri |
Islam |
---|
Eskatologi Islam |
---|
Dalam Islam, Janah (bahasa Arab: جَنّة, translit. janna, pl. جَنّٰت jannāt, lit. "surga, taman")[1] adalah tempat tinggal terakhir orang-orang saleh.[2] Menurut hitungan, kata tersebut muncul 147 kali dalam Al-Qur'an.[3] Kepercayaan terhadap akhirat merupakan salah satu dari enam rukun iman dalam Sunni dan Syi’ah Dua Belas Imam dan merupakan tempat di mana “orang beriman” (Mumin) akan menikmati kesenangan, sedangkan orang tidak beriman (Kafir) akan menderita di Jahanam.[4] Baik Janah maupun Jahanam diyakini memiliki beberapa tingkatan. Dalam kasus Jannah, tingkat yang lebih tinggi lebih diinginkan, dan dalam kasus Jahanam, tingkat yang lebih rendah memiliki tingkat hukuman yang lebih tinggi.[5] : 131-133 — di Janah semakin tinggi gengsi dan kenikmatannya, di Jahanam semakin berat penderitaannya. Pengalaman akhirat digambarkan sebagai pengalaman fisik, psikis dan spiritual.[6]
Janah digambarkan dengan kenikmatan fisik seperti taman, huur cantik, anggur yang tidak memiliki efek samping, dan “kenikmatan ilahi”.[7] Pahala kesenangan mereka akan berbeda-beda sesuai dengan kesalehan orang tersebut.[8][9] Ciri-ciri Janah sering kali mempunyai persamaan langsung dengan Jahanam. Kenikmatan dan kenikmatan Janah yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, diimbangi dengan rasa sakit dan kengerian Jahanam yang luar biasa.[10][11]
Janah juga disebut sebagai tempat tinggal Adam dan Hawa sebelum diusir dari surga.[6] Sebagian besar umat Islam berpendapat bahwa 'Janah dan Jahanam hidup berdampingan dengan dunia fana, dan bukannya diciptakan setelah Hari Kiamat.[12] Manusia mungkin tidak dapat melewati batas-batas menuju akhirat, tetapi dapat berinteraksi dengan dunia fana manusia.
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search