Jepang selama Perang Dunia I

Pasukan Jepang mendarat di dekat Tsingtao.


Jepang ikut serta dalam Perang Dunia I dari tahun 1914 sampai 1918 dalam aliansi Persetujuan Negara dan memegang peranan penting dalam mengamankan jalur laut di Pasifik Barat dan Samudra India terhadap Angkatan Laut Kekaisaran Jerman. Dari segi politik, Jepang mengambil kesempatan untuk memperluas ranah pengaruhnya di Tingkok, dan untuk mendapatkan pengakuan sebagai negara besar di pascaperang geopolitik.

Militer Jepang merampas harta milik Jerman di Pasifik dan Asia Timur, tetapi tidak ada mobilisasi besar dalam skala ekonomi.[1] Menteri Luar Negeri Katō Takaaki dan Perdana Menteri Ōkuma Shigenobu ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas pengaruh Jepang di Cina. Mereka bergabung dengan Sun Yat-sen (1866–1925), kemudian mengasingkan diri di Jepang, tetapi gagal.[2] Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, lembaga birokrasi otonom daerah, membuat keputusan sendiri untuk melakukan perluasan di Pasifik. Merebut wilayah Mikronesia Jerman utara pada garis khatulistiwa, dan memerintah pulau-pulau sampai tahun 1921. Operasi ini memberikan para Angkatan Laut alasan untuk menggandakan anggaran Angkatan Darat dan memperluas armada. Angkatan Laut kemudian memperoleh pengaruh politik yang signifikan atas urusan nasional dan internasional.[3]

  1. ^ Frederick R. Dickinson, War and National Reinvention: Japan in the Great War, 1914-1919 (1999)
  2. ^ Albert A. Altman and Harold Z. Schiffrin, "Sun Yat-Sen and the Japanese, 1914-16," Modern Asian Studies, (July 1972) 6#4 pp 385-400
  3. ^ J.C. Schencking, "Bureaucratic Politics, Military Budgets and Japan's Southern Advance: The Imperial Navy’s Seizure of German Micronesia in the First World War," War in History, (July 1998) 5#3 pp 308-326

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search