Kerajaan Amanatun

Kerajaan Amanatun

???–1962
Ibu kotaNunkolo
Bahasa yang umum digunakanUab Meto
Agama
Kepercayaan asli, Gereja Katolik Roma, Protestanisme, Islam
PemerintahanKerajaan
Raja 
• ???
Tnai Pah Banunaek
• ???
Tsu Pah Banunaek
• ???
Nopu Banunaek
• ???
Bnao Banunaek I
• ???
Nifu Banunaek
• ???
Kianunaekli B
• ???
Bnao Banunaek II
• ???
Luan Banunaek
• ???
Bnao Banunaek III
• ???
Bnao Banunaek IV
• ???
Bab'i Banunaek
Sejarah 
• Didirikan
???
• Dibubarkan
1962
Didahului oleh
Digantikan oleh
krjKerajaan
Majapahit
kslKesultanan
Gowa
Timor Portugis
Hindia Belanda
Indonesia
Sekarang bagian dari Indonesia
 Timor-Leste
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "year_leader12" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "region" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "continent" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "leader12" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).

Kerajaan Amanatun (Onam) terletak di pulau Timor bagian barat, wilayah Indonesia dan merupakan kerajaan tua. Di era kemerdekaan kerajaan Amanatun bersama kerajaan Molo (Oenam) dan kerajaan Amanuban (Banam) membentuk kabupaten Timor Tengah Selatan (dalam bahasa Belanda disebut Zuid Midden Timor) dengan ibu kota SoE - provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pada tahun 1920 kota SoE ditetapkan menjadi ibu kota Zuid Midden Timor (Timor Tengah Selatan) atas kesepakatan bersama dari ketiga Raja yakni Raja Lay Akun Oematan sebagai Raja Molo, Raja Pae Nope sebagai Raja Amanuban dan Raja Kolo Banunaek sebagai Raja Amanatun.

Nama kota SoE sendiri sudah mulai dikenal pada tahun ±1905/1906 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda Kerajaan Amanuban dan Kerajaan Amanatun pernah berkantor bersama di Niki-niki. Hal ini disebabkan karena belum adanya jalan ke wilayah Amanatun dan Belanda takut ke sana.

Jauh sebelum datangnya bangsa Portugis dan Belanda di Indonesia maka kerajaan Amanatun sudah ada dan mempunyai pemerintahan sendiri yang asli.


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search