Kesepian

Solitude, Jean-Jacques Henner

Kesepian, kesunyian, keseorangan, atau kesendirian adalah perasaan rumit dan tidak menyenangkan yang sering kali muncul ketika seseorang merasa terpisah dari orang dekatnya.[1] Kesepian juga diartikan sebagai keadaan yang dialami oleh seseorang yang merasakan hubungan yang kurang menyenangkan dan tidak diterima ke dalam sebuah hubungan yang diinginkan.[2][3]

Kesepian biasanya mencakup kecemasan terhadap kurangnya keterhubungan atau komunikasi dengan orang lain, baik pada masa sekarang dan berkembang ke masa depan. Dengan demikian, kesepian bisa dirasakan bahkan saat dikelilingi oleh orang lain. Penyebab kesepian bermacam-macam dan meliputi faktor sosial, mental, emosional dan fisik.

Kesepian telah menjadi tema yang sering dijelajahi dalam literatur manusia sejak dahulu. Kesepian juga telah digambarkan sebagai rasa sakit sosial - sebuah mekanisme psikologis yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang agar mencari hubungan sosial.[4] Kesepian sering dikaitkan dengan keterhubungan seseorang dengan orang lain, atau lebih khusus lagi sebagai "pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi ketika kurangnya jaringan hubungan sosial yang cukup terasa".[5]

Penelitian telah menunjukkan bahwa kesepian terjadi di seluruh masyarakat, termasuk dalam perkawinan, hubungan, keluarga, veteran, dan yang telah memiliki karier yang berhasil.[6] Selain itu, kesepian juga dapat dirasakan oleh para remaja, yang mana kesepian adalah salah satu masalah yang kerap dialami oleh remaja.[7] Remaja yang merantau untuk melanjutkan pendidikan juga rentan merasakan kesepian. Mahasiswa rantau dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan berbagai perubahan kondisi yang ada, seperti kebudayaan, cara berbicara, pertemanan, makanan, dan sebagainya. Berbagai tuntutan tersebut dapat menjadi sumber tekanan bagi mahasiswa rantau. Lambat laun tekanan tersebut dapat memicu kesepian karena berpisah dengan orang tua, keluarga, teman, maupun sahabat.[8]

  1. ^ Halim, Cindy Frencya; Dariyo, Agoes (2016). "Hubungan Psychological Well-Being dengan Loneliness pada Mahasiswa yang Merantau". Journal Psikogenesis (dalam bahasa Inggris). 4 (2): 170–181. doi:10.24854/jps.v4i2.344. ISSN 2597-7547. 
  2. ^ Dini, Ferina Oktavia; Indrijati, Herdina (2014). "Hubungan antara kesepian dengan perilaku agresif pada anak didik di lembaga pemasyarakatan anak blitar". Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 3 (03). 
  3. ^ Sembiring, Kembaren Dianelia R (2017). "Hubungan Antara Kesepian Dan Kecenderungan Narsisistik Pada Pengguna Jejaring Sosial Media Instagram" (PDF). Jurnal Psikologi. 16 (2): 147–154. 
  4. ^ Cacioppo, John; Patrick, William, Loneliness: Human Nature and the Need for Social Connection, New York: W.W. Norton & Co., 2008. ISBN 978-0-393-06170-3. Science of Loneliness.com Diarsipkan 1 September 2008 di Wayback Machine.
  5. ^ Pittman, Matthew; Reich, Brandon. "Social media and loneliness: Why an Instagram picture may be worth more than a thousand Twitter words". Computers in Human Behavior. 62: 155–167. doi:10.1016/j.chb.2016.03.084. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Peplau, L.A.; Perlman, D. (1982). "Perspectives on loneliness". Dalam Peplau, Letitia Anne; Perlman, Daniel. Loneliness: A sourcebook of current theory, research and therapy. New York: John Wiley and Sons. hlm. 1–18. ISBN 978-0-471-08028-2. 
  7. ^ Sharaswaty, N. T. (2009). Hubungan Kesepian dan Agresi Pada Remaja Yang Sedang Berpacaran.
  8. ^ Saputri, N. S., Rahman, A. A., & Kurniadewi, E. (2012). Hubungan antara kesepian dengan konsep diri mahasiswa perantau asal Bangka yang tinggal di Bandung. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(2), 645-654.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search