Konflik Papua | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Persengketaan Nugini Barat dan Dekolonisasi Oseania | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Indonesia Uni Soviet (1962–1964) Fiji |
Organisasi Papua Merdeka Vanuatu Palau Tuvalu Kepulauan Solomon Nauru Samoa Tonga | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Sekarang |
Sekarang Sebelumnya:
| ||||||
Pasukan | |||||||
|
| ||||||
Korban | |||||||
setidaknya 72 TNI dan 34 polisi tewas Total: 106 aparat keamanan tewas (2010 – Maret 2022)[16] | setidaknya 69 TPNPB–OPM tewas (2010 – Maret 2023) | ||||||
320 masyarakat sipil (OAP dan non-OAP) tewas (2010 – Maret 2022)[16] |
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |
Konflik Papua adalah konflik militer yang tejadi di wilayah Papua, Indonesia. diawali pada tahun 1961, muncul keinginan Belanda untuk membentuk negara Papua Barat yang terlepas dari Indonesia,[19] Langkah Belanda ini kemudian ditentang oleh Presiden Indonesia, Soekarno dengan mendekatkan diri pada negara komunis terutama Uni Soviet.[20] Sikap Soekarno ini membuat takut Belanda dan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy. Sebab jika hal itu dibiarkan maka Indonesia kemungkinan menjadi negara komunis terbesar di Asia Tenggara.[21][22] Ketakutan itu lalu membuat Belanda mengambil sikap untuk menyerahkan masalah Papua ke PBB. Dari dan melalui PBB, Belanda mengambil sikap untuk keluar dari Papua dan tidak jadi mengambil, merebut, dan menjajah Papua lalu Papua diserahkan "kembali" ke Indonesia dengan syarat memberi kesempatan pada rakyat Papua untuk menentukan sikap sendiri atau referendum (Penentuan Pendapat Rakyat/PEPERA).
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search