Mauricio Macri[1] (pengucapan bahasa Spanyol: [mauˈɾisjo ˈmakɾi]; lahir 8 Februari 1959) adalah Presiden Argentina yang menjabat sejak tahun 2015 hingga 2019. Macri merupakan presiden pertama yang memenangkan pemilihan umum dalam dua putaran sepanjang sejarah Argentina (sistem dua putaran diperkenalkan pada tahun 1994) dan merupakan presiden pertama terpilih secara demokratis yang bukan berasal dari partai Radikal atau Peronis sejak tahun 1916.[2] Dia adalah Kepala Pemerintahan Buenos Aires dari tahun 2007 hingga 2015, dan mewakili kotanya di majelis rendah Kongres Argentina dari tahun 2005 hingga 2007.
Lahir di Tandil, Provinsi Buenos Aires, Macri adalah putra dari Franco Macri, seorang pengusaha Italia terkemuka di sektor industri dan konstruksi, dan dibesarkan di lingkungan kelas atas. Dia mendapatkan gelar sarjana teknik sipil dari Universitas Katolik Pontifikal Argentina dan belajar di Sekolah Bisnis Columbia di Kota New York.[3] Macri menjadi presiden Boca Juniors, salah satu dari dua klub sepak bola paling populer di Argentina, pada tahun 1995. Pada tahun 2005, ia mendirikan partai Proposal Republik (Propuesta Republicana, juga dikenal sebagai PRO) yang berhaluan kanan tengah.[4]
Meskipun Macri adalah kandidat presiden potensial dalam pemilihan umum 2011, ia malah mencalonkan diri untuk terpilih kembali sebagai wali kota Buenos Aires. Dia menerima sekitar 47 persen suara dalam pemilihan wali kota, yang menyebabkan digelarnya pemilihan putaran kedua pada tanggal 31 Juli 2011 melawan Daniel Filmus di mana Macri akhirnya terpilih kembali untuk masa jabatan kedua berturut-turut.[5] Setelah kalah pada putaran pertama pemilihan presiden 25 Oktober 2015, ia menerima 51,34 persen suara pada pemilihan putaran kedua tanggal 22 November untuk mengalahkan kandidat dari Front untuk Kemenangan, Daniel Scioli[6] dan dilantik pada 10 Desember 2015 di Kongres Argentina.
Macri mengakhiri kegagalan kedaulatan mata uang dan menghapus kontrol mata uang, tetapi inflasi tetap tinggi dan krisis moneter Argentina 2018 menyebabkan pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF), mencapai yang terbesar yang pernah diberikan.[7] Pada April 2019, inflasi mencapai 55%. Harga untuk utilitas publik, ditetapkan sejak 2002 meskipun inflasi tinggi, secara bertahap dikembalikan ke angka pasar. Di arena internasional, negaranya meninggalkan gelombang merah jambu dan menjadi kritikus vokal Presiden Venezuela Nicolás Maduro selama krisis kepresidenan Venezuela 2019. Partainya memenangkan sebagian besar distrik selama pemilihan umum paruh waktu 2017, dan Macri mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua pada 2019.
Pada tahun 2016, Macri dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia dan presiden paling kuat di Amerika Latin oleh majalah berita AS, Time.[8][9]
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search