Naskah Masorah

Naskah Masorah (bahasa Ibrani: נוסח המסורה, translit. Nusakh haMasora‎; bahasa Inggris: Masoretic Text, disingkat MT, 𝕸, atau ) adalah naskah Aramaik dan Ibrani otoritatif dari Tanakh bagi Yudaisme Rabbinik. Kata "Masorah" dalam Naskah Masorah merujuk pada vokalisasi dan aksentuasi yang digunakan untuk menetapkan pelafalan yang tepat dari ayat-ayat dalam naskah ini.

Naskah Masorah digunakan secara luas sebagai dasar penerjemahan Perjanjian Lama dalam Alkitab Protestan, dan dalam beberapa tahun terakhir (sejak tahun 1943) juga digunakan untuk beberapa Alkitab Katolik, tetapi gereja-gereja Ortodoks Timur tetap menggunakan Septuaginta karena mereka menganggapnya terinspirasi secara illahi. Di zaman modern, Naskah Laut Mati telah menunjukkan bahwa Naskah Masorah hampir sama dengan beberapa naskah Tanakh yang berasal dari tahun 200 SM tetapi berbeda dengan yang lainnya.[1]

Naskah Nash Papyrus (abad ke-2 SM) yang berisi naskah pra-Masorah berisi Sepuluh Perintah Tuhan dan doa Shema Yisrael.

Naskah Masorah secara khusus disalin, disunting, dan disebarkan oleh sekelompok Yahudi yang dikenal sebagai kaum Masorah antara abad ke-7 dan ke-10 M. Meskipun konsonannya sedikit berbeda dengan naskah yang berlaku secara umum pada awal abad ke-2 (dan juga sedikit berbeda dengan naskah-naskah Qumran yang bahkan lebih tua), Naskah Masorah memiliki banyak perbedaan baik dalam makna yang sangat penting ataupun yang kurang penting jika dibandingkan dengan naskah-naskah (yang masih ada hingga abad ke-4) dari Septuaginta, suatu terjemahan Yunani (yang ditulis pada abad ke-3 hingga ke-2 SM) dari Kitab-kitab Suci Ibrani yang digunakan secara umum di Mesir dan Israel (dan yang sering dikutip dalam Perjanjian Baru, terutama oleh Rasul Paulus).[2]

Kata Ibrani masorah (מסורה) atau masoret (מסורת) merujuk pada penyebaran suatu tradisi. Dalam suatu makna yang sangat luas dapat merujuk pada keseluruhan rangkaian tradisi Yahudi (lihat Hukum lisan); tetapi dalam konteks Naskah Masorah, kata masorah memiliki suatu makna yang sangat spesifik: tanda-tanda diakritik dari naskah Alkitab Ibrani dan catatan-catatan pinggir yang ringkas (dan cetakan-cetakan selanjutnya) dari Alkitab Ibrani yang mencatat rincian tekstual, biasanya mengenai ejaan kata-kata secara tepat.

Naskah Masorah tertua yang masih ada berasal dari sekitar abad ke-9 M.[3] Kodeks Aleppo (pernah dikenal sebagai salinan lengkap tertua dari Naskah Masorah, tetapi sekarang bagian Taurat-nya hilang) berasal dari abad ke-10.

Para akademisi masa kini berusaha untuk memahami sejarah naskah Alkitab Ibrani dengan menggunakan berbagai sumber lainnya.[4] Sumber tersebut mencakup terjemahan Yunani dan Suriah, kutipan dari naskah para rabbi, Taurat Samaria, dan yang lainnya seperti Naskah Laut Mati. Banyak darinya yang berusia lebih tua daripada Naskah Masorah ini dan sering kali bertentangan dengannya.[5]

  1. ^ (Inggris) Emanuel Tov (1992). Textual Criticism of the Hebrew Bible. Minneapolis: Fortress Press. 
  2. ^ (Inggris) Eugen J. Pentiuc, Jesus the Messiah in the Hebrew Bible, Paulist Press, Mahwah, NJ, USA. 2006. pxvi
  3. ^ (Inggris) A 7th century fragment containing the Song of the Sea (Exodus 13:19–16:1) is one of the few surviving texts from the "silent era" of Hebrew biblical texts between the Dead Sea Scrolls and the Aleppo Codex. See "Rare scroll fragment to be unveiled," Jerusalem Post, May 21, 2007.
  4. ^ (Inggris) "Scholars seek Hebrew Bible's original text – but was there one?". Jewish Telegraphic Agency. Diakses tanggal 25 September 2015. 
  5. ^ (Inggris) "Controversy lurks as scholars try to work out Bible's original text". The Times of Israel. Diakses tanggal 25 September 2015. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search