Catatan: Irak dan Suriah memiliki wilayah gurun yang luas dengan populasi yang sedikit. Daerah-daerah ini dipetakan sebagai wilayah yang berada di bawah kendali kekuatan yang menguasai jalan dan kota di dalamnya.
Negara Islam Irak dan Syam (NIIS atau ISIL; Arab: الدولة الإسلامية في العراق والشام, translit. Ad-Daulah al-Islāmiyyah fil-'Irāq wasy-Syām), juga dikenal dengan nama Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS, /ˈaɪsis/), Negara Islam Irak dan asy-Syam,[147]Daesh, atau Negara Islam (NI atau IS),[148] adalah kelompok militan ekstremis dan bekas proto-negara tidak diakui yang mengikuti doktrin jihadisme Salafi. Hingga Desember 2015[update], NIIS menguasai wilayah dari Irak barat hingga Suriah timur yang diperkirakan berpenduduk 8–12 juta orang. Lewat kelompok lokalnya, NIIS juga menguasai wilayah kecil di Libya, Nigeria, dan Afghanistan. Kelompok ini juga beroperasi atau memiliki afiliasi di berbagai wilayah dunia, termasuk Afrika Utara dan Asia Selatan.[149][150][151][152][153][154]
Dalam bahasa Arab, kelompok ini dikenal dengan nama ad-Dawlah al-Islāmiyah fī 'l-ʿIrāq wa-sy-Syām sehingga terciptalah kata Da'isy atau Daesh (داعش, pelafalan dalam bahasa Arab:[ˈdaːʕiʃ]),[155][156] singkatan "NIIS" dalam bahasa Arab. Pada tanggal 29 Juni 2014, kelompok ini menyatakan dirinya sebagai negara Islam sekaligus kekhalifahan dunia yang dipimpin oleh khalifahAbu Bakr al-Baghdadi dan berganti nama menjadi ad-Dawlah al-Islāmiyah (الدولة الإسلامية, "Negara Islam" (NI). Sebagai kekhalifahan, NIIS mengklaim kendali agama, politik, dan militer atas semua Muslim di seluruh dunia, dan "keabsahan semua keamiran, kelompok, negara, dan organisasi tidak diakui lagi setelah kekuasaan khilāfah meluas dan pasukannya tiba di wilayah mereka".[147][157][158][159]Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut NIIS telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang. Amnesty International melaporkan bahwa kelompok ini telah melakukan pembersihan etnis "berskala sangat besar". Kelompok ini dicap sebagai organisasi teroris oleh PBB, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, Amerika Serikat, India, Indonesia, Israel, Turki, Arab Saudi, Suriah, dan negara-negara lain. Lebih dari 60 negara secara langsung atau tidak langsung berperang melawan NIIS.
Kelompok ini awalnya didirikan dengan nama Jama'at al-Tawhid wal-Jihad pada tahun 1999, lalu bergabung dengan al-Qaeda pada tahun 2004. Kelompok ini terlibat pemberontakan Irak setelah pasukan koalisi Barat menyerbu Irak tahun 2003. Bulan Januari 2006, kelompok tersebut bergabung dengan grup-grup pemberontak Sunni yang tergabung dalam Dewan Syura Mujahidin. Mereka memproklamasikan pemberntukan Negara Islam Irak (NII) pada bulan Oktober 2006. Setelah Perang Saudara Suriah pecah bulan Maret 2011, NII di bawah kepemimpinan al-Baghdadi mengutus para pejuang ke Suriah pada Agustus 2011. Para pejuang tersebut menyebut dirinya Jabhat an-Nuṣrah li-Ahli asy-Syām—Front al-Nusra—dan menguasai daerah-daerah yang mayoritas dihuni warga Sunni di kegubernuranAr-Raqqah, Idlib, Deir ez-Zor, dan Aleppo. Bulan April 2013, al-Baghdadi mengumumkan penyatuan NII dengan Front al-Nusra dan nama barunya, Negara Islam Irak dan Syam (NIIS). Namun demikian, Abu Mohammad al-Julani dan Ayman al-Zawahiri, masing-masing pemimpin al-Nusra dan al-Qaeda, menolak penyatuan tersebut. Setelah perebutan kekuasaan selama delapan bulan, al-Qaeda memutus semua hubungan dengan NIIS pada tanggal 3 Februari 2014 karena NIIS enggan berunding dan "luar biasa keras kepala". Di Suriah, kelompok ini melancarkan serangan darat terhadap pasukan pemerintah dan faksi pemberontak dalam Perang Saudara Suriah. Mereka mulai dikenal luas setelah mendesak mundur pasukan pemerintah Irak dari kota-kota besar di Irak barat dalam sebuah serangan pada awal 2014. Hilangnya kendali Irak atas wilayahnya sendiri mengakibatkan pecahnya pemerintahan Irak dan memicu aksi militer Amerika Serikat di Irak.[160][161][162][163]
NIIS mahir memanfaatkan media sosial. Mereka mengepos video-video pemenggalan tentara, warga sipil, wartawan, dan pekerja sosial di Internet dan dikenal karena menghancurkan situs-situs warisan budaya. Para tokoh Muslim di seluruh dunia mengutuk ideologi dan aksi-aksi NIIS; mereka berpendapat bahwa kelompok tersebut sudah keluar jauh dari ajaran Islam yang sejati dan segala tindakannya tidak mencerminkan ajaran atau nilai-nilai yang dibawa agama ini.[164][165] Penggunaan nama "Negara Islam" dan konsep kekhalifahan oleh kelompok ini dikritik secara luas. PBB, NATO, berbagai negara, dan sejumlah kelompok Muslim besar menolak keduanya.
^Fairfield, Hannah; Wallace, Tim; Watkins, Derek (21 May 2015). "How ISIS Expands". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 May 2015. Diakses tanggal 15 September 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abPoljarevic, Emin (2021). "Theology of Violence-oriented Takfirism as a Political Theory: The Case of the Islamic State in Iraq and Syria (ISIS)". Dalam Cusack, Carole M.; Upal, Muhammad Afzal. Handbook of Islamic Sects and Movements. Brill Handbooks on Contemporary Religion 21. Boston; Leiden, Netherlands: Brill Publishers. hlm. 485–512. doi:10.1163/9789004435544_026. ISBN978-90-04-43554-4. ISSN1874-6691.
^ abMeleagrou-Hitchens, Alexander; Hughes, Seamus; Clifford, Bennett (2021). "The Ideologues". Homegrown: ISIS in America (edisi ke-1st). London; New York City: I. B. Tauris. hlm. 111–148. ISBN978-1-78831-485-5.
^ abRickenbacher, Daniel (August 2019). Jikeli, Gunther, ed. "The Centrality of Anti-Semitism in the Islamic State's Ideology and Its Connection to Anti-Shiism". Religions. Basel, Switzerland: MDPI. 10 (8: "The Return of Religious Antisemitism?"): 483. doi:10.3390/rel10080483. eISSN2077-1444.
^Rickenbacher, Daniel (2019). "The Centrality of Anti-Semitism in the Islamic State's Ideology and Its Connection to Anti-Shiism". Religions. 10 (8): 483–492. doi:10.3390/rel10080483.
^"Islamic State claims Pakistan bombing that kills 56 at Shiite mosque". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2022. The Islamic State affiliate in the region known as Islamic State in Khorasan province and headquartered in Afghanistan claimed Friday's devastating attack in a statement translated by the SITE Intelligence group. The statement was posted on the group's Amaq News Agency. The statement identified the attacker as Afghan, posted his picture and said 'Islamic State fighters are constantly targeting Shi'ites living in Pakistan and Afghanistan despite the intense security measures adopted by the Taliban militia and the Pakistani police to secure Shi'a temples and centers.'
^"Daesh Lay Claim To Target Killing Of Christian, Sikh Men In Peshawar". Voice PK (dalam bahasa English). Pakistan. April 3, 2023. Dayal Singh, a Sikh trader, and Kashif Masih, a Christian sanitary worker, were gunned down in different incidents on March 31 and April 1 respectively. Separately, a Hindu ophthalmologist and former senior director of health at the Karachi Metropolitan Corporation (KMC), Dr. Birbal Genani was also shot dead by unknown assailants along the Lyari Expressway in Karachi on March 30.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"ISIS Suicide Bombers at Brussels Airport 'Targeted U.S. Airline, Jews'". Newsweek (dalam bahasa English). January 24, 2017. The suicide bombers who attacked Brussels airport last year, killing 16 people, were targeting an American airline, its passengers and Jewish people, according to a report citing sources close to the investigation. Another source said that Laachraoui was standing among dozens of students before changing tack and following two Hasidic Jews, usually recognizable by their long beards, sidecurls known as peyot and dark overclothes. "The attacker seemed to rush towards two Orthodox Jews," the source said. "He really, clearly wanted to kill a Jew."Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Hasan, Mehdi (10 March 2015), "Mehdi Hasan: How Islamic is Islamic State?", New Statesman, diakses tanggal 7 July 2015, Consider the various statements of Muslim groups such as the Organisation of Islamic Co-operation, representing 57 countries (Isis has "nothing to do with Islam"); the Islamic Society of North America (Isis’s actions are "in no way representative of what Islam actually teaches"); al-Azhar University in Cairo, the most prestigious seat of learning in the Sunni Muslim world (Isis is acting "under the guise of this holy religion . . . in an attempt to export their false Islam"); and even Saudi Arabia’s Salafist Grand Mufti, Abdul Aziz al ash-Sheikh (Isis is "the number-one enemy of Islam").Parameter |section= akan diabaikan (bantuan)
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan