Orang utan

Simbol artikel pilihan
Artikel ini telah dinilai sebagai artikel pilihan pada 20 April 2023 (Pembicaraan artikel)

Orang utan
Periode Pleistosen Awal– Sekarang
Pongo Edit nilai pada Wikidata

Orang utan kalimantan
(Pongo pygmaeus)
Taksonomi
KelasMammalia
OrdoPrimates
FamiliHominidae
GenusPongo Edit nilai pada Wikidata
Lacépède, 1799
Tipe taksonomiPongo pygmaeus
Lacépède, 1799 (Simia satyrus Linnaeus, 1760)
Tata nama
Sinonim taksonFaunus Oken, 1816

Lophotus Fischer, 1813
Macrobates Billberg, 1828

Satyrus Lesson, 1840
Spesies
Distribusi

Sebaran tiga spesies orang utan yang masih ada

Orang utan (bentuk tidak baku: orangutan) atau mawas adalah kera besar yang berasal dari hutan hujan Indonesia dan Malaysia. Sekarang hewan ini hanya ditemukan di sebagian Kalimantan dan Sumatra, tetapi selama era Pleistosen, mereka tersebar di seluruh Asia Tenggara dan Tiongkok Selatan. Orang utan diklasifikasikan dalam genus Pongo dan awalnya dianggap hanya terdiri dari satu spesies. Sejak tahun 1996, orang utan dibagi menjadi dua spesies: orang utan kalimantan (P. pygmaeus, dengan tiga subspesies) dan orang utan sumatra (P. abelii). Spesies ketiga, orang utan tapanuli (P. tapanuliensis), diidentifikasi secara definitif pada tahun 2017. Orang utan adalah satu-satunya genus yang masih hidup dari subfamili Ponginae, yang secara genetik terpisah dari Hominidae lain (gorila, simpanse, dan manusia) antara 19,3 dan 15,7 juta tahun lalu.

Orang utan adalah kera besar yang paling arboreal karena mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon. Orang utan memiliki kaki yang relatif pendek dibandingkan lengannya yang relatif panjang dan memiliki rambut cokelat kemerahan yang menutupi tubuh mereka. Orang utan jantan dewasa memiliki berat sekitar 75 kg, sedangkan betina mencapai sekitar 37 kg. Pejantan dewasa yang dominan memiliki bantalan pipi atau flensa yang khas dan kerap mengeluarkan teriakan panjang untuk menarik perhatian betina dan mengintimidasi lawan; hal yang sama tidak dijumpai pada orang utan jantan yang lebih muda dan mereka cenderung lebih menyerupai betina dewasa. Orang utan adalah kera besar yang paling soliter; ikatan sosialnya terbatas dan terutama terbentuk antara induk dan anaknya yang bergantung padanya. Buah-buahan merupakan komponen makanan orang utan yang paling penting; tetapi mereka juga dapat memakan dedaunan, kulit kayu, madu, serangga, dan telur burung. Orang utan dapat hidup lebih dari 30 tahun, baik di alam liar maupun di penangkaran.

Orang utan termasuk primata yang paling cerdas. Mereka menggunakan berbagai peralatan rumit dan membangun sarang tidur yang kompleks setiap malam dari ranting-ranting dan dedaunan. Penelitian tentang kemampuan belajar mereka telah dilakukan secara ekstensif. Para peneliti memperkirakan bahwa pada masing-masing populasi orang utan terdapat kultur-kulturnya tersendiri. Orang utan telah muncul dalam karya literatur dan seni dunia setidaknya sejak abad ke-18, terutama untuk mengomentari komunitas manusia. Seorang ahli primatologi, Birute Galdikas, memelopori studi lapangan tentang orang utan dan beberapa dari mereka telah diletakkan di fasilitas penangkaran di seluruh dunia setidaknya sejak awal abad ke-19.

Ketiga spesies orang utan ditempatkan dalam kategori terancam kritis. Aktivitas manusia sangat mengurangi populasi dan sebaran mereka. Ancaman terhadap populasi orang utan liar meliputi perburuan liar (untuk dikonsumsi dagingnya dan sebagai tindakan balas dendam karena mereka memakan tanaman), perusakan habitat dan deforestasi (untuk penanaman kelapa sawit dan penebangan hutan), serta perdagangan hewan peliharaan ilegal. Sejumlah organisasi konservasi dan rehabilitasi telah didedikasikan untuk menjaga kelangsungan hidup orang utan di alam liar.


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search