Pesisir Barat Sumatra

Peta Pesisir Barat Sumatra
Kediaman gubernur Westkust van Sumatra atau "pantai barat Sumatra" (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard, 1883-1889)

Pesisir Barat Sumatra (bahasa Belanda: Sumatra's Westkust, disingkat SWK) merujuk pada daerah administratif di Hindia Belanda yang meliputi kawasan pesisir barat Sumatra, termasuk Kepulauan Mentawai, Nias, Banyak, dan Batu. Daerah ini awalnya berstatus keresidenan pada 1819, kemudian menjadi gouvernement mulai 1837, dan kembali menjadi keresidenan sejak 1914 hingga diduduki Jepang pada 1942.[1] Pusat pemerintahan Pesisir Barat Sumatra terletak di Padang.

Saat berstatus gouvernement, Pesisir Barat Sumatra pernah menaungi sejumlah keresidenan, yakni Residentie Padangsche Bovenlanden, Padangsche Benedenlanden, Bengkulu, Tapanuli, Singkil, Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan Kerinci. Saat ini, sebagian daerah Pesisir Barat Sumatra diwariskan oleh Provinsi Sumatera Barat, sementara sebagian lainnya digabungkan ke Provinsi Aceh (Singkil), Sumatera Utara (Kepulauan Batu, Nias dan Tapanuli), Riau (Rokan Hulu, Kampar, dan Kuantan Singingi), Jambi (Kerinci), dan Bengkulu.

Hingga tahun 1862, Pesisir Barat Sumatra dipimpin oleh perwira menengah, dan antara tahun 1862-1915 dipimpin oleh gubernur sipil. Pemimpin terkenal di daerah ini adalah Andreas Victor Michiels (1838-1849), Jan van Swieten (1849-1858), dan Elisa Netscher (1870-1878).

  1. ^ Fadila, Zikri (2018). PENERBITAN MINANGKABAU MASA KOLONIAL: Sejarah Penerbitan Buku di Fort de Kock (Bukittinggi) 1901-1942. Gre Publishing. ISBN 978-602-7677-59-3. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search