Proto-imam

Proto-imam Dewan Kardinal (bahasa Italia: protopresbitero, atau terkadang, bahasa Italia: protoprete) — dalam Dewan Kardinal, adalah Kardinal-Imam pertama dalam ordo preseden, secara langsung setelah Kardinal-uskup.

Gelar tersebut selalun disematkan kepada Kardinal Imam paling senior menurut tanggal pelantikannya. Dari abad ke-17 sampai akhir abad ke-19, Proto-imam biasanya ditempatkan pada gereja tituler San Lorenzo di Lucina.[1]

Proto-imam memiliki kehormatan memimpin doa untuk Paus baru di pelantikan kepausan setelah proto-deakon (kardinal deakon paling senior) memakaikan pallium dan setelah Kepala Dewan Kardinal (Kardinal-Uskup paling senior) mempersembahkan Cincin Nelayan. Hal ini terjadi terakhir kali di pelantikan Paus Benediktus XVI pada 2005,[2] namun tidak terjadi saat pelantikan Paus Fransiskus pada 2013 karena proto-imamnya, Kardinal Paulo Evaristo Arns, yang saat itu berusia 91 tahun, masih berada di São Paulo, Brasil, dan tidak hadir.[3][4][5][a]

Kardinal Michael Michai Kitbunchu dari Bangkok telah menjadi proto-imam sejak 14 Desember 2016.

  1. ^ The Cardinals of the Holy Roman Church: Title of S. Lorenzo in Lucina. The last protoprete who opted for that title was Mieczysław Halka Ledóchowski in 1896.
  2. ^ Ceremony of Papal Inauguration of Pope Benedict XVI [24.04.2005] di YouTube Retrieved 12 April 2013.
  3. ^ Inaugural Mass of the Pontificate (Vatican video of Pope Francis' papal inauguration) di YouTube
  4. ^ http://www.famigliacristiana.it/articolo/omelia-di-papa-francesco.aspx
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-05. Diakses tanggal 2017-01-17. 


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search